Direktur Badan Tenaga Atom Iran Ali Akbar Salehi bulan lalu mengumumkan negaranya berencana membangun 10 pusat nuklir baru. Menurut rencana, reaktor-reaktor itu akan didirikan di kawasan pegunungan karena alasan keamanan.
Dalam wawancara khusus dengan kantor berita ISNA, Salehi mengungkapkan, Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad telah memerintahkan pembangunan segera dua fasilitas nuklir baru setelah perayaan tahun baru Iran pada 21 Maret lalu. "Mulai sekarang, fasilitas pengayaan (uranium) kami tidak akan dibuka ke publik dan akan dibangun di dalam gunung. Jadi mereka terlindungi dari segala cara serangan," katanya.
Baca Juga:
Salehi mengatakan Ahmadinejad akan mengumumkan bulan depan jenis sentrifugal apa yang akan dipakai oleh dua reaktor baru itu. Namun, menurut seorang pejabat senior Iran, dua fasilitas pengayaan itu memiliki kapasitas serupa dengan yang ada di Qom.
Negara-negara Barat yang disponsori Amerika Serikat dan Israel makin khawatir akan kekuatan nuklir Iran. Negeri Mullah dipercaya tinggal selangkah lagi menuju tahap pembuatan senjata nuklir. Sebab itu, sejak akhir tahun lalu, mereka mempersiapkan sanksi baru yang lebih berat terhadap Teheran.
Namun sejauh ini Rusia masih menolak sanksi terhadap Negeri Persia. Saat berpidato di depan pertemuan Liga Arab pada Sabtu lalu, Presiden Dmitry Medvedev mengatakan krisis nuklir Iran ini harus diselesaikan dengan cara diplomasi. Meski begitu, ia tidak memungkiri sanksi merupakan pilihan yang tidak dapat dicegah.
Baca Juga:
"Kami percaya penyelesaian masalah nuklir Iran seharusnya diselesaikan secara eksklusif oleh metode diplomasi politik sesuai dengan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa," kata Medvedev.
FOX News | NYT | Yediot Ahronot | Faisal Assegaf