TEMPO Interaktif, Yerusalem - Israel menarik pasukannya dari Jalur Gaza hari Sabtu (27/3) setelah pertempuran sengit dengan militan Hamas Palestina di wilayah yang jadi sasaran militer ini.
Juru bicara Militer Israel mengatakan, pasukan Israel menggunakan buldoser untuk "menghapus infrastruktur yang digunakan oleh teroris untuk menyerang tentara" pada pagi sebelum penarikan.
Sementara itu, militan Gaza, menembakkan roket ke Israel selatan pada hari Sabtu, tapi tidak ada korban luka yang dilaporkan. Kekerasan dimulai hari Jumat, ketika tentara Israel berpatroli melintasi perbatasan ke Gaza setelah Palestina menanam bahan peledak di dekat pagar yang berbatasan dengan Israel.
Dua tentara Israel dan dua militan Palestina tewas dalam pertempuran, kata pihak militer. Medis Palestina mengatakan seorang warga sipil tewas dan tujuh luka-luka dalam pertempuran. Militan melaporkan satu terluka dan satu hilang.
Militer Israel di Gaza mengatakan penguasa militan Islam Hamas bertanggung jawab atas kekerasan ini.
"Kami tidak akan mentoleransi setiap upaya untuk membahayakan warga negara Israel dan kami akan terus beroperasi tegas terhadap siapa saja yang menggunakan teror," kata pernyataan militer.
Kekerasan ini menambah tantangan yang dihadapi Amerika karena mencoba untuk mengembalikan Israel-Palestina ke jalur perundingan perdamaian.
Para menteri kabinet senior Israel berencana untuk bertemu hari Minggu untuk menyusun tanggapan terhadap permintaan Presiden Barack Obama menuju gerakan perdamaian dengan Palestina, seperti dilaporkan Channel 10 TV Israel. Seorang juru bicara pemerintah tidak mengkonfirmasi atau membantah laporan itu.
Menteri mulai membahas masalah hari Jumat kemarin. Washington mencoba menengahi pembicaraan damai yang kemudian digagalkan Israel yang berencana untuk terus membangun perumahan di Yerusalem timur. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ingin mempertahankan seluruh kota suci sebagai ibukota Israel, sementara Palestina mengklaim sektor timur sebagai ibukota negara nanti.
Di tempat lain, polisi Mesir mengatakan dalam tiga hari mereka menangkap 45 tersangka penyelundup dalam upaya mengintensifkan tindakan keras pada ratusan terowongan lintas perbatasan yang menyediakan jalur suplai ke Gaza. Di antara para tersangka adalah orang yang dituduh mencoba untuk memberikan $ 242.000 ke Hamas di Gaza, kata polisi.
Israel dan Mesir menutup perbatasan mereka dengan Gaza pada tahun 2007 setelah militan Hamas menyerbu wilayah pesisir. Sejak itu, Gaza telah sangat bergantung kepada uang tunai dan barang-barang diselundupkan.
Mesir sedang membangun sebuah penghalang di bawah tanah di sepanjang perbatasan dengan Gaza untuk mencoba memotong jalur penyelundupan.
AP | HAYATI MAULANA NUR