Perempuan yang kini menjadi penduduk negara Teluk Bahrain itu, baru-baru ini menulis kisahnya dalam buku berbahasa Sinhala. Bahasa Sinhala merupakan bahasa etnis mayoritas di Sri Lanka dan beragama Budha.
Saat berlibur di Sri Lanka, perempuan tersebut ditahan oleh pihak berwajib dan kini mendekam di kantor kepolisian. Juru bicara kepolisian nasional mengatakan kepada BBC, dia percaya ada tuduhan yang dialamatkan kepada perempuan tersebut karena antipemerintah atau antikegiatan negara. Namun dia tak tahu secara rinci siapa perempuan tersebut, tetapi yang jelas dia dari suku Sinhala mengenakan pakaian Muslimah. "Dia antipemerintah," ujar SP Preshantha Jayakody kepada Daily Mirror online
Sebuah laporan dari Gulf Daily News di Bahrain menyebutkan, nama perempuan tersebut adalah Sarah Malanie Perera. Dia kini menjadi warga negara Teluk sejak 1980 saat dia masih belia. Tetapi dia pindah ke agama Islam pada 1999, termasuk kedua orang tua dan saudara-saudara perempuannya.
Koran tersebut mengutip keterangan saudara perempuannya yang juga menjadi penduduk Bahrain, baru-baru ini dia menerbitkan buku berjudul "Islam dan Perbandingan Agama," dan "Dari Kegelapan ke Terang." Tetapi dia tidak menjelaskan kenapa mengubah keimanannya.
Saudara perempuannya menambahkan, dia ditangkap ketika mencoba mengirimkan beberapa buku ke Sri Lanka melalui pengapalan. Sialnya, salah seorang staf yang mmeriksa pengiriman tersebut adalah anggota partai Nasionalis Budha, selanjutnya dia dilaporkan ke polisi.
Budha secara nasional merupakan kekuatan terbesar di Sri Lanka. Sementara warga Muslim Sri Lanka adalah etnis ketiga terbesar namun menduduki posisi-posisi utama di masyarakat. Di negeri ini jarang terjadi umat Budha pindah agama menjadi Muslim.
BBC | DAILY MIRROR ONLINE | CHOIRUL