TEMPO Interaktif, Riyadh – Pemerintah Arab Saudi mengatakan pihaknya telah menggagalkan beberapa rencana serangan terhadap instalasi minyak. Pihak keamanan telah melakukan penangkapan terhadap 113 tersangka militan al-Qaidah dalam dalam beberpa bulan penyisiran.
Kementrian dalam Negeri mengatakan, banyak dari para tersangka itu datang ke Arab Saudi dengan visa untuk mengunjungi tempat-tempat suci atau menyelinap melintasi perbatasan. Namun, mereka hanya ingin bergabung dan mengatur serangan dengan al-Qaidah.
Arab Saudi telah secara agresif mengejar kelompok militan ini sejak serangkaian serangan di dalam negara tersebut yang dimulai pada Mei 2003. Negara merupakan tempat kelahiran dari pemimpin al-Qaida Usamah bin Ladin dan menjadi rumah bagi 15 dari 11 pembajak pada serangan 19 September.
Penangkapan ini adalah yang pertama kali diumumkan sejak Agustus, ketika pihak berwenang Saudi mengatakan mereka telah mengumpulkan 44 anggota kelompok yang mempunyai hubungan dengan Al-Qaida dalam pengejaran selama setahun penuh.
Kementerian itu mengatakan bahwa penangkapan tersebut dilakukan selama periode lima bulan. Mereka yang ditahan termasuk 47 warga Saudi, 51 Yaman, seorang Somalia, Eritrea dan Bangladesh.
Secara terpisah, pihak berwenang menangkap 12 orang dari dua sel al-Qaidah yang berasal sel-sel di seberang perbatasan di Yaman, di mana cabang lokal dari jaringan teroris telah mendirikan basis operasi yang signifikan selama setahun. Kedua sel ini juga dalam tahap awal merencanakan serangan terhadap fasilitas minyak.
Usaha terorisme ini mengincar fasilitas utama seperti, pembom bunuh diri yang gagal menyerang kompleks minyak Abqaiq di timur Arab Saudi pada Februari 2006. Kompleks ini memilki fasilitas pengolahan minyak terbesar di dunia. Baru-baru ini, seorang pembom bunuh diri melukai pangeran Saudi yang bertugas di negara yang masuk program anti-terorisme itu dalam upaya pembunuhan pada bulan Agustus.
Amerika Serikat, yang dianggap sebagai salah satu sekutu terdekat Arab, memuji dengan kampanye anti-teror pada hari Rabu. "Mereka telah tegas dalam mengejar teroris dan kami memuji penegakan hukum mereka untuk kerja keras menumbangkan unsur-unsur al-Qaidah di kerajaan," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Mark Toner.
AP| NUR HARYANTO