TEMPO Interaktif, Jakarta - Pengadilan kasus mata-mata di Cina dengan terdakwa empat staf perusahaan tambang Inggris Australia, Rio Tinto berakhir hari ini (24/3) tanpa hasil yang diumumkan ke publik.
Menteri Luar Negeri Australia Stephen Smith mengatakan hasil itu baru bisa muncul beberapa hari ke depan dan tidak ada keterangan resmi dari Cina.
Saat pengadilan hari terakhir berlangsung di Shanghai, Cina dan Australia menandatangani kontrak perdagangan gas di ibukota Beijing.
Kontrak antara China National Offshore Oil Corporation dan BG Group PLC dari Australia itu mengatur pembelian 3.6 juta ton gas alam cair oleh CNOOC dari BG Group PLC dengan perkiraan nilai US$73 miliar, yang menjadi kontrak gas terbesar bagi Australia yang pernah dibuat antar satu perusahaan dengan satu perusahaan.
Menteri Energi dan Sumber Daya Australia Martin Ferguson menyaksikan langsung penandatanganan itu, namun menolak berkomentar soal kasus itu dengan berkata "Mari kita tunggu sampai semua mereda dan kita lihat jalan yang paling tepat untuk melangkah maju," kepada ABC.
Empat staf itu ditangkap July 2009 dengan tuduhan mengumpulkan informasi yang menjadi acuan Cina dalam merundingkan harga biji besi dan baja yang harus mereka bayar dari Australia pasca turunnya harga komoditas pertambangan dunia.
BBC | MSNBC | RONALD