Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pemerintah Koalisi Thailand Solid  

image-gnews
AP/David Longstreath
AP/David Longstreath
Iklan
TEMPO Interaktif, Bangkok -Dipimpin Weng Tojirakarn, lebih dari 1.000 pendemo berkaus merah menggelar konvoi kendaraan di jalan-jalan Kota Bangkok kemarin. Menumpang sepeda motor dan mobil, para pendukung dan simpatisan bekas Perdana Menteri Thailand terjungkal, Thaksin Shinawatra, itu membagi-bagikan lebih dari setengah juta stiker, yang berisi tuntutan kepada pemerintah untuk selekasnya membubarkan parlemen.

"Jika parlemen dibubarkan, massa kaus merah pun akan membubarkan diri," kata pemimpin masa berkaus merah, yang dikenal dengan nama Front Demokrasi Bersatu Menentang Kediktatoran (UDD), Jatuporn Prompan. "Saya jamin massa kaus merah akan segera menghentikan semua aktivitasnya." Tak hanya di jalanan, pendukung Thaksin juga bergerak di parlemen.

Gerakan menuntut pembubaran parlemen itu diprakarsai oleh partai oposisi, Puea Thai Party. Pemimpin partai itu, Yongyuth Wichaidit, mengatakan pihaknya mengusulkan agar parlemen dibubarkan guna mengakhiri konflik politik yang merangkak naik dewasa ini dengan damai. "Menggelar pemilu baru dan semua partai mesti menghormati apa pun keputusan rakyat, sehingga negeri ini bisa melangkah maju," kata Yongyuth.

Kepada wartawan, Yongyuth mengatakan akan melobi para petinggi partai-partai koalisi guna mencari solusi damai atas kisruh di negerinya. Ketua Partai Puea Thai Jenderal (Purn.) Chavalit Yongchaiyudh mengatakan, aksi-aksi UDD sudah berada di jalan yang benar dalam memperjuangkan demokrasi di Negeri Gajah itu. "Jika perdana menteri membubarkan parlemen, konflik sosial bisa diredam," katanya.

Namun, Deputi Perdana Menteri Suthep Thaugsuban menampik opsi itu. Bahkan ia menegaskan, koalisi akan tetap solid. "Rekan-rekan di koalisi akan tetap utuh dan bersatu demi melindungi demokrasi dan negara," katanya. Ketua Dewan Penasihat Partai Chartthai Pattana dan Deputi Perdana Menteri Sanan Kachornprasart menyatakan, partainya siap berunding dengan oposisi dan pimpinan demo.

"Tapi jangan berharap bahwa partai kami keluar dari koalisi," ujar Sanan, yang berpangkat mayor jenderal. "Saya berkeras bahwa kami mesti melanjutkan tugas kami bersama Demokrat--partai Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva." Perdana Menteri Abhisit mengatakan, pemerintah sudi berunding dengan kubu kaus merah. "Asalkan tak termasuk soal Thaksin," kata Sekretaris Perdana Menteri Korbsak Sabhavasu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Adapun penasihat hukum Thaksin, Noppadon Pattama, membantah tudingan bahwa kliennya meminta bantuan adiknya, Payap Shinawatra, untuk menengahi krisis politik ini. "Khun Thaksin tak tahu apa-apa soal tawaran adiknya itu," kata Noppadon. "Beliau tak pernah menyuruh siapa pun mewakili dirinya." Lagi pula, kata bekas Menteri Luar Negeri itu, tuntutan pembubaran parlemen itu bukan atas kemauan Thaksin.

"Khun Thaksin tak terlibat, beliau paham sekali soal ini," katanya. Payap, pada Senin lalu, menawarkan diri menjadi penengah antara Abhisit dan kakak sulungnya, Thaksin. Katanya, Thaksin bersedia duduk berunding dengan syarat pemerintah menjamin tak akan menahan Thaksin dan membiarkan pendiri Shin Corporation itu melenggang bebas ke luar Thailand.

Pemerintah mengatakan, negosiasi masih memungkinkan asalkan tak berkaitan dengan Thaksin. Lantaran itu, Abhisit, selepas memimpin rapat kabinet, menyatakan kabinet menyetujui perpanjangan penerapan Undang-Undang Keamanan Dalam Negeri hingga 30 Maret. Rapat yang digelar di Departemen Kesehatan Masyarakat itu dikawal 2.800 tentara dan polisi.

BANGKOKPOST | THENATION | REUTERS | ANDREE PRIYANTO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

18 November 2018

Pesepak bola Timnas Indonesia berlatih menjelang laga lanjutan Piala AFF 2018 melawan Thailand, di Stadion Nasional Rajamangala, Bangkok, Thailand, Jumat, 16 November 2018. Pertandingan tersebut akan digelar di Stadion Rajamanggala, Bangkok, Thailand, Sabtu, 17 November 2018. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.


110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

26 Oktober 2017

Suasana saat warga menunggu di tepi jalan di sekitar Grand Palace untuk mengikuti upacara kremasi mendiang Raja Bhumibol Adulyadej, di Bangkok, Thailand, 24 Oktober 2017. AFP PHOTO
110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.


Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

30 Agustus 2017

Thaksin Shinawatra. Guardian.co.uk
Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.


Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

27 Agustus 2017

Mantan PM Thailand, Yingluck Shinawatra, tersenyum saat menerima media asing di rumahnya di Bangkok, Thailand, 12 Februari 2016. Menurut pengamat, Yingluck dan keluarga Shinawatra akan terlibat pada kampanye Pemilu 2017.  REUTERS/Jorge Silva
Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.


Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

11 Agustus 2017

Kimlun Jinakul (91) meraih gelar sarjana ekologi manusia di Sukhothai Thammathirat Open University dari Raja Thailand Maha Vajiralongkorn Bodindradebayavarangkun. AP Photo
Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat


UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

20 Juli 2017

Raja baru Thailand, Maha Vajiralongkorn Bodindradebayavarangkun berbicara setelah mendapat undangan dari parlemen untuk menggantikan posisi ayahnya sebagai raja di Bangkok Dusit Palace, Thailand, 1 Desember 2016. Thailand Royal Household Bureau/Handout via REUTERS.
UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.


Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

11 Juni 2017

Pusat Kerajaan Thailand/TEMPO/Nico J Tampi
Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.


Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

16 Mei 2017

Sebuah video menunjukkan Raja Thailand, Maha Vajiralongkorn tengah berjalan bersama seorang wanita. twitter.com
Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn


FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

11 Mei 2017

Sebuah video menunjukkan Raja Thailand, Maha Vajiralongkorn tengah berjalan bersama seorang wanita. twitter.com
FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.


Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

28 April 2017

Sodahead.com
Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.