Kebakaran hebat di Kelowna telah menhanguskan 200 rumah di sekitar kota dan 30 ribu warga dari seluruh warga kota yang berjumlah 100 ribu orang, terpaksa dievakuasi pada hari Kamis (21/8) dan Jumat (22/8).
Menurut juru bicara Pusat Operasi Darurat Kelowna Carol Suhan kepada Canadian Broadcasting Corporation, petugas pemadam melaporkan cuaca yang lebih dingin dan tidak ada angin yang berhembus.
" Mereka (petugas pemadam) saat ini mulai mampu melawan kobaran api sekaligus menahannya tidak meluas keluar dari daerah teluk," kata Suhan. "Saat ini semangat para petugas lebih tinggi dibanding sehari ataupun dua hari yang lalu," tambahnya.
Meskipun begitu menurut Suhan, sekitar 24 ribu orang saat ini berada di Pusat Operasi Darurat kota Kelowna atau bersama kerabat. Sedangkan 17 ribu lainnya berada dalam kondisi terancanm bahaya dan harus segera dievakuasi bila api menyebar.
Pada saat puncaknya, Sabtu (23/8) pagi api berada dalam kisaran 15 kilometer dari pusat kota Kelowna, dan meluas hingga membakar perbukitan yang mengelilingi kota sebesar 190 kilometer persegi.
Hingga Minggu (24/8) malam ini warga yang mengungsi mulai kembali ke kota. Perdana Menteri Kanada Jean Chretien membatalkan kunjuangan akhir pekan ke bagian utara Kanada untuk mengunjungi Kelowna. Dia diharapkan hadir di kota itu pada Minggu (24/8) malam waktu setempat.
Sementara itu ramalan cuaca untuk Minggu dan Senin (25/8) juga memberikan sinyal yang cukup baik bagi perjuangan sekitar 500 petugas pemadam dan tentara untuk meadamkan kobaran api. Kelowna sendiri merupakan kota yang terletak di Propinsi British Columbia sekitar 325 kilometer sebelah timur Vancouver.
Kebakaran hutan sendiri merupakan fenomena tahunan yang biasa terjadi di daerah barat Ameika Utara, namun kebakaran saat ini merupakan yang terburuk untuk Kanada selama 150 tahun terakhir.
AFP/Sita Planasari A - Tempo News Room