Dalam wawancaranya dengan AFP kemarin, Estrada mengatakan yakin bahwa fatwa yang dikeluarkan oleh Dewan Tertinggi Bangsamoro, yang merupakan kelompok pelajar dan pemimpin Islam di selatan Filipina, tidak akan didukung oleh 5 juta muslim di wilayah tersebut.
Sebaliknya, Estrada memperingatkan, kelompok pemberontak Front Pembebasan Islam Moro (MILF) akan dilumpuhkan oleh tentara di bawah komandonya jika ia unggul dalam pemilu. "Saya teman Islam dan saya menghormati Islam," kata Estrada sesaat setelah tiba di Manila dari perjalanan kampanye di Mindanao.
"Bagaimanapun, saya tidak akan menoleransi organisasi apa pun yang mengatasnamakan agama jika mereka melanggar hukum," ucapnya. Dia menegaskan, MILF seharusnya meletakkan senjata jika mereka ingin negosiasi damai dengan pemerintah Estrada di masa datang.
"Saya ingin senjata mereka dilucuti dan kalau mereka tidak mau saya akan berperang melawan mereka lagi. Kami sudah menggunakan semua jalan damai melawan mereka dan cukup sudah," die menegaskan. "Kewajiban seorang presiden adalah melindungi integritas wilayah negaranya."
Kendati Estrada tak takut, MILF setuju dengan fatwa yang dikeluarkan ulama Dewan Tertinggi Bangsamoro itu. Dalam situs mereka, Sabtu lalu, MILF mengatakan bahwa ulama Dewan Tertinggi Bangsamoro telah mempelajari tindakan dan kebijakan Estrada sebelum dan sesudah dia terpilih dan karena itu mengeluarkan fatwa yang menyimpulkan Estrada benar-benar musuh Islam.
Juru bicara MILF, Eid Kabalu, mengatakan kelompoknya menghormati fatwa tersebut.
Sebelumnya Estrada pernah terpilih sebagai presiden pada 1998 silam. Pada 2000, dia mengeluarkan dekrit untuk memerangi separatis hingga menyebabkan 1 juta muslim di Filipina selatan kehilangan tempat tinggal dan terpisah dari komunitas mereka.
STRAITS TIMES | PHILIPPINE STAR | SUNARIAH