TEMPO Interaktif, Dublin – Para korban pelecehan seksual oleh pastur Irlandia mengatakan bahwa surat Paus Benediktus gagal mengobati luka mereka. Meski secara tegas Paus mengaku “malu dan menyesal”.
Dalam surat yang dibacakan kepada jemaat di Irlandia, Paus mengatakan ia "sangat menyesal" atas penderitaan para korban dan para uskup Irlandia mengakui telah membuat kesalahan serius dalam tanggapan mereka terhadap tuduhan pelecehan seksual.
Surat Paus, dianggap oleh para keluarga korban dan pemrotes dianggap tak menjawab permasalahan yang ada. Skandal pelecehan seksual oleh imam di Gereja Katolik Roma terhadap anak-anak itu telah mengobarkan protes di Irlandia dan negara lainnya, termasuk Jerman, Austria dan Belanda.
Sebaliknya, Pastur Katolik Irlandia menyambut surat Paus Benedict XVI. Mereka mengatakan hal itu membuka jalan bagi sebagai "musim kelahiran kembali", tetapi dalam kampanye protes mengatakan bahwa tanggapan atas skandal yang telah mengguncang Gereja di Irlandia itu masih meninggalkan banyak pertanyaan tak terjawab.
Tapi salah satu kelompok kampanye pemrotes, One in Four, mengatakan permintaan maaf untuk tindakan "keji" adalah jalan menghentikan atau membungkam mereka ketika mereka mencoba mengeluhkan perlakuan otoritas Gereja. "Kurangnya permintaan maaf dari mereka (pastur) adalah sangat menyakitkan," kata direktur eksekutif Maeve Lewis.
Dalam lima tahun terakhir, Irlandia telah diguncang tiga peradilan pelecehan seksual dan kekejaman oleh pastur dan upaya otoritas gereja untuk membungkam para korban.
REUTERS| AP| NUR HARYANTO