Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Apa Makna Darah dalam Aksi Demo Pendukung Thaksin?

image-gnews
Demonstran yang meupakan pendukung mantan Perdana Menteri Thailand Thaksin Shinawatra menyiramkan darah ke kantor Perdana Menteri Thailand, Abhisit Vejjajiva. AP Photo/Apichart Weerawong
Demonstran yang meupakan pendukung mantan Perdana Menteri Thailand Thaksin Shinawatra menyiramkan darah ke kantor Perdana Menteri Thailand, Abhisit Vejjajiva. AP Photo/Apichart Weerawong
Iklan
TEMPO Interaktif, Thailand-Pendukung bekas Perdana Menteri Thailand Thaksin Shinawatra ternyata menumpahkan atau menyiramkan darah dalam aksi demo mereka bukan semata karena aksi spontan atau karena mereka ingin tampil di depan kamera TV. Bagi para demonstran, darah punya makna tertentu sebagai simbol perlawanan.

Banyak warga Thailand, orang Barat, dan bahkan masyarakat dunia menyaksikan dengan jijik aksi penumpahan darah manusia dari galon-galon minuman itu. Pemandangan di televisi itu mengauk-aduk rasa mual, karena yang mereka tuangkan adalah darah asli ribuan orang.

Banyak pula yang khawatir terhadap dampak kebersihan akibat penumpahan darah di jalan-jalan Bangkok maupun di kantor-kantor pemerintah, bahkan di depan rumah Perdana Menteri Thailand Abhisit Vejjajiva. Sebagian orang mencelanya sebagai tindakan membuang-buang sumber yang berharga, yang bisa digunakan untuk orang sakit yang memerlukan darah.

Namun, para pemimpin baju merah mengatakan bahwa penumpahan darah itu merupakan pengorbanan untuk demokrasi dan kutukan terhadap pemerintah. Darah yang berwarna merah juga merupakan simbol massa berkaus merah.

Dalam pergulatan politik di Thailand, yang selama beberapa tahun ini ditunjukkan oleh para pendukung "kuning" dan "merah", simbol tampaknya menjadi senjata yang paling penting. Mereka mempercayai perbintangan, kekuatan gaib, dan bahkan jimat sebagai salah satu sumber kekuatan bagi gerak politik mereka.

Keyakinan seperti itu tak hanya ditemukan di kawasan pedesaan. Banyak pemimpin senior negara, baik sipil maupun militer, ikut secara aktif dalam acara-acara ritual magis untuk mendapatkan kekuataan khusus.

Nah, para pemimpin Front Persatuan Demokrasi anti-Kediktaturan (UDD) mempercayai kekuatan khusus itu bila mereka mengadakan upacara-upacara menumpahkan darah di banyak gerbang kantor-kantor pemerintah. Tempat-tempat yang disiram bergalon-galon darah itu mereka yakini akan terkena kutukan keras.

Penumpahan darah itu bisa juga dianggap sebagai tindakan untuk menghadapi pemerintahan yang dipandang tidak memiliki legitimasi--yang sekarang dipimpin oleh Abhisit Vijjajiva-- bila darah ditumpahkan di luar rumahnya. Namun, pemerintah tentu saja tak percaya pada kepercayaan-kepercayaan gaib semacam itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Dunia melihat sebagian warga di Thailand sebagai orang-orang yang percaya pada ilmu hitam dan itu jelas tidak beradab," kata Wakil Perdana Menteri Sethup Thaugsuban, yang bertanggungjawab atas urusan keamanan nasional.

"Darah adalah lambang kekerasan dan menaburkannya di rumah seseorang merupakan hal yang menyedihkan. Perdana menteri sangat menyesalkan insiden seperti ini," kata Satit Wonghongtaey, seorang menteri di kantor perdana menteri.

Seorang pengunjuk rasa baju merah mengatakan dia merasa sumbangan darahnya merupakan lambang untuk menyambung tali persaudaraan dengan sesama pengunjuk rasa sebagaimana dilakukan oleh para pejuang zaman dulu.

Sebenarnya, kata sejarawan Dr Pasuk Phongpaichit dan Chris Baker, para politisi yang membacakan ritual-ritual tertentu atau mempengaruhi massa untuk menyumbangkan darah tak lebih bertujuan untuk mendapatkan dan menumpuk kekuatan. "Kemampuan untuk mempengaruhi peristiwa melalui kekuatan magis adalah bentuk kekuasaan," kata Dr Pasuk.

BBC | YR

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

18 November 2018

Pesepak bola Timnas Indonesia berlatih menjelang laga lanjutan Piala AFF 2018 melawan Thailand, di Stadion Nasional Rajamangala, Bangkok, Thailand, Jumat, 16 November 2018. Pertandingan tersebut akan digelar di Stadion Rajamanggala, Bangkok, Thailand, Sabtu, 17 November 2018. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.


110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

26 Oktober 2017

Suasana saat warga menunggu di tepi jalan di sekitar Grand Palace untuk mengikuti upacara kremasi mendiang Raja Bhumibol Adulyadej, di Bangkok, Thailand, 24 Oktober 2017. AFP PHOTO
110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.


Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

30 Agustus 2017

Thaksin Shinawatra. Guardian.co.uk
Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.


Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

27 Agustus 2017

Mantan PM Thailand, Yingluck Shinawatra, tersenyum saat menerima media asing di rumahnya di Bangkok, Thailand, 12 Februari 2016. Menurut pengamat, Yingluck dan keluarga Shinawatra akan terlibat pada kampanye Pemilu 2017.  REUTERS/Jorge Silva
Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.


Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

11 Agustus 2017

Kimlun Jinakul (91) meraih gelar sarjana ekologi manusia di Sukhothai Thammathirat Open University dari Raja Thailand Maha Vajiralongkorn Bodindradebayavarangkun. AP Photo
Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat


UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

20 Juli 2017

Raja baru Thailand, Maha Vajiralongkorn Bodindradebayavarangkun berbicara setelah mendapat undangan dari parlemen untuk menggantikan posisi ayahnya sebagai raja di Bangkok Dusit Palace, Thailand, 1 Desember 2016. Thailand Royal Household Bureau/Handout via REUTERS.
UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.


Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

11 Juni 2017

Pusat Kerajaan Thailand/TEMPO/Nico J Tampi
Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.


Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

16 Mei 2017

Sebuah video menunjukkan Raja Thailand, Maha Vajiralongkorn tengah berjalan bersama seorang wanita. twitter.com
Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn


FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

11 Mei 2017

Sebuah video menunjukkan Raja Thailand, Maha Vajiralongkorn tengah berjalan bersama seorang wanita. twitter.com
FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.


Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

28 April 2017

Sodahead.com
Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.