Chris Maclsaac dari kelompok pembela korban Broken Rites, mengatakan tidak ada perubahan apapun yang dihasilkan dari permohonan maaf itu. “Para korban yang menceritakan kepada kami mengatakan proses yang dilakukan gereja terkait hal ini tidak cukup,” kata Maclsaac.
“Kenyataannya, banyak diantara korban yang menyampaikan kepada kami merasa hina dan merasakan kekerasan psikologi akibat kekerasan seksual itu.”
Masih kata Maclsaac, gereja masih belum menemukan cara-cara untuk membuat komplain korban terdengar dan ditangani dengan sepantasnya.
Dalam pernyataan sebelumnya, Paus dan pemimpin gereja Katolik Irlandia Cardinal Sean Brady, meminta maaf terkait skandal kekerasan seksual yang terjadi mulai 1970an di kalangan gereja. Pada 2008, Paus juga meminta maaf kepada korban di Amerika Serikat dan Australia.
ABC | SUNARIAH