TEMPO Interaktif, Santiago - Aliran listrik yang putus di Cile membuat hampir seluruh penduduk negara yang baru dilanda gempa berkekuatan 8,8 skala Richter itu hidup dalam kegelapan pada Minggu (14/3) malam waktu setempat.
Menurut kantor darurat Depertemen Luar Negeri, padamnya aliran listrik ini melanda seluruh penduduk dan berpengaruh hingga sejauh 1.200 mil atau sekitar 2.000 kilometer membentang dari Taltal di utara sampai Chiloe di selatan.
Para pejabat menyalahkan kegagalan sistem transformator. Satu jam setelah pemadaman dimulai, lampu kembali menyala di beberapa kota termasuk secara sporadis di Santiago, yang didiami sekitar tujuh juta orang. Para pejabat di sana awalnya melaporkan bahwa hanya delapan persen dari pasokan yang diperlukan untuk memenuhi permintaan normal Minggu malam.
Para pejabat mengatakan akan memakan waktu beberapa jam untuk mengembalikan layanan sepenuhnya. Antara 80 persen hingga 90 persen dari 17 juta warga Cile mendapatkan daya dari sistem yang sama dario trafo yang rusak itu.
Gempa dan tsunami yang melanda negeri itu dan gempa susulan sejak 27 Februari menewaskan sedikitnya 497 orang dan menyebabkan sekitar kerugian sekitar $ 30 miliar.
Ratusan lagi masih hilang, dan Presiden Sebastian Pinera mengatakan hari Jumat bahwa korban tewas kemungkinan akan meningkat.
"Kami berharap listrik dapat normal kembali dalam waktu beberapa jam ke depan. Namun pemerintah tidak bisa menentukan secara spesifik kapan pasokan listrik akan kembali normal," kata Menteri Dalam Negeri Cile Rodrigro Hinzpeter.
Hinzpeter menambahkan listrik diperkirakan padam karena kelemahan dari sistem transmisi sebagai akibat dari gempa.
AP | HAYATI MAULANA NUR