Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pendukung Thaksin Desak Abhisit Bubarkan Parlemen

image-gnews
Aksi pendukung Perdana Menteri terguling Thaksin Shinawatra di Bangkok, Thailand. REUTERS/Kerek Wongsa
Aksi pendukung Perdana Menteri terguling Thaksin Shinawatra di Bangkok, Thailand. REUTERS/Kerek Wongsa
Iklan

TEMPO Interaktif, Bangkok - Puluhan ribu pengunjuk rasa dengan kaos merah masih berkumpul di ibukota Thailand Minggu (14/3). Meeka berusaha menekan pemerintah agar membubarkan Parlemen atau akan menghadapi demonstrasi besar-besaran.

Para pengunjuk rasa - yang banyak dari wilyah miskin di kawasan timur laut dan utara – ingin Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva untuk mengelar pemilihan baru, yang mereka percaya akan memungkinkan mereka kembali berkuasa.

Polisi memperkirakan para demonstran mencapai 100.000 orang. Mereka menggunakan memutar musik pop dengan keras. Lalul lintas Bangkok yang terkenal padat menjadi lengang dan banyak usaha ditutup karena warga takut akan ada kekerasan seperti masa lalu. Namu, para demonstran menekankan mereka hanya akan menggunakan cara-cara damai.

Banyak dari para demonstran, yang dikenal sebagai Kaos Merah, ingin kembalinya mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra, yang digulingkan oleh kudeta militer tahun 2006 atas tuduhan korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan. Mereka percaya Abhisit tidak sah berkuasa karena adanya keterlibatan militer.

"Kami menuntut pemerintah menyerahkan kekuasaan administrasi dengan membubarkan Parlemen dan mengembalikan kekuasaan kepada rakyat," teriak seorang pemimpin demo, Rani Musikapong, dihadapan ribuan pengikutnya. "Kami memberikan waktu kepada pemerintah dalam 24 jam."

Para pengunjuk rasa, yang secara resmi dikenal sebagai Front Persatuan Demokrasi Melawan Kediktatoran, mengatakan bahwa mereka akan berjalan pada lokasi-lokasi kunci di kota jika pemerintah tidak menanggapi, termasuk markas besar Resimen Infanteri 11, di mana Abhisit telah tinggal dalam beberapa hari ini.

Dalam pidato radio mingguannya hari Minggu pagi, Abhisit menunjukkan ia tidak punya rencana untuk membubarkan badan legislatif. "Pembubaran dan menyerukan pengunduran diri adalah normal dalam sistem demokrasi. Tapi kita harus memastikan bahwa pembubaran Parlemen akan memecahkan masalah dan tidak akan membuat masalah pemilu berikutnya," kata Abhisit.

Sementara Thaksin, yang tinggal di Dubai, Uni Emirat Arab, menghadapi dua tahun penjara untuk penyalahgunaan kekuasaan. Tapi dia tetap populer di kalangan masyarakat miskin atas perawatan kesehatan yang murah, pinjaman bunga rendah dan kebijakan lainnya yang diberlakukan pemerintah dalam rangka mengentaskan kemiskinan.

"Jauh di lubuk hati aku berharap Thaksin bisa kembali. Jika ia kembali, orang-orang akar rumput akan diurus secara menyeluruh," kata Buakham Bunthai, seorang penjual jamu yang berangkat dari provinsi utara Chiang Mai.

Thailand terus-menerus dirundung kekacauan politik sejak awal 2006, ketika demonstrasi menuduh Thaksin korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan. Pada tahun 2008, ketika sekutu politik Thaksin kembali berkuasa selama satu tahun, lawan-lawannya menduduki kantor perdana menteri kompleks selama tiga bulan dan menutup dua bandara Bangkok selama seminggu.

Banyak kedutaan telah memperingatkan warganya untuk menjauh dari daerah-daerah kota di mana kekerasan dapat meletus.

AP| NUR HARYANTO


Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

18 November 2018

Pesepak bola Timnas Indonesia berlatih menjelang laga lanjutan Piala AFF 2018 melawan Thailand, di Stadion Nasional Rajamangala, Bangkok, Thailand, Jumat, 16 November 2018. Pertandingan tersebut akan digelar di Stadion Rajamanggala, Bangkok, Thailand, Sabtu, 17 November 2018. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.


110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

26 Oktober 2017

Suasana saat warga menunggu di tepi jalan di sekitar Grand Palace untuk mengikuti upacara kremasi mendiang Raja Bhumibol Adulyadej, di Bangkok, Thailand, 24 Oktober 2017. AFP PHOTO
110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.


Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

30 Agustus 2017

Thaksin Shinawatra. Guardian.co.uk
Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.


Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

27 Agustus 2017

Mantan PM Thailand, Yingluck Shinawatra, tersenyum saat menerima media asing di rumahnya di Bangkok, Thailand, 12 Februari 2016. Menurut pengamat, Yingluck dan keluarga Shinawatra akan terlibat pada kampanye Pemilu 2017.  REUTERS/Jorge Silva
Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.


Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

11 Agustus 2017

Kimlun Jinakul (91) meraih gelar sarjana ekologi manusia di Sukhothai Thammathirat Open University dari Raja Thailand Maha Vajiralongkorn Bodindradebayavarangkun. AP Photo
Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat


UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

20 Juli 2017

Raja baru Thailand, Maha Vajiralongkorn Bodindradebayavarangkun berbicara setelah mendapat undangan dari parlemen untuk menggantikan posisi ayahnya sebagai raja di Bangkok Dusit Palace, Thailand, 1 Desember 2016. Thailand Royal Household Bureau/Handout via REUTERS.
UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.


Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

11 Juni 2017

Pusat Kerajaan Thailand/TEMPO/Nico J Tampi
Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.


Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

16 Mei 2017

Sebuah video menunjukkan Raja Thailand, Maha Vajiralongkorn tengah berjalan bersama seorang wanita. twitter.com
Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn


FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

11 Mei 2017

Sebuah video menunjukkan Raja Thailand, Maha Vajiralongkorn tengah berjalan bersama seorang wanita. twitter.com
FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.


Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

28 April 2017

Sodahead.com
Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.