Para demonstran berbaju merah yang menamakan diri Front Demokrasi Bersatu Menentang Kediktatoran (UDD) itu menggunakan truk, bus, dan sepeda motor, bahkan ada yang berjalan kaki. Mereka berkumpul di Jembatan Fa Phan di ibu kota. ”Kami akan mengajak sebanyak mungkin orang di lokasi pertemuan sebelum menuju Bangkok,” tutur pemimpin Front Demokrasi di Ayuthaya, Mayura Sewatsai. ”Kami akan menuju pos-pos pemeriksaan kapan pun dan di mana pun.”
Mayura mengaku tak cemas, karena unjuk rasa ini akan berjalan damai. Mereka telah melalui pos pemeriksaan di Tha Muan, Tha Ruea, dan pos polisi Lukkae di Maka. ”Sekitar 600-700 ribu orang berkaus merah sedang mengarah menuju Bangkok,” ujar Woravat Auapinyakul, anggota parlemen dari partai pro-Thaksin, Partai Puea Thai, mengklaim.
Demonstran yang mengalir sejak Jumat lalu itu membuat lalu lintas di jalan-jalan macet, toko-toko ditutup, dan seluruh kegiatan di pusat kota terhenti. Pertandingan sepak bola Liga Primer Thailand dibatalkan, dan ujian-ujian di sejumlah kampus dimajukan.
Pemimpin Front Demokrasi, Natthawut Saikua, mengatakan demo besar-besaran hari ini dilakukan untuk mendesak Perdana Menteri Abhisit mengundurkan diri dan membubarkan parlemen sebelum Senin. Jika Abhisit tak mundur, Saikua mengancam, “Bangkok akan lumpuh oleh massa kaus merah.”
Ia juga mendesak pemerintah menggelar pemilu. Mereka menuduh pemerintah Abhisit tidak sah karena tak dipilih melalui pemilu, melainkan oleh dukungan militer Thailand di balik aksi massa pada awal tahun lalu.
”Kami ingin demokrasi dan keadilan ditegakkan,” ujar Nisarat Laokonkarm, guru sekolah di Nan, yang mengaku berhenti menjadi guru demi bergabung dengan UDD. ”Kami ingin parlemen dibubarkan dan kekuasaan dikembalikan kepada rakyat.” Aksi ini merupakan buntut keputusan Mahkamah Agung yang mengizinkan pengadilan menyita seluruh aset Thaksin di Thailand.
Pemerintah Thailand menerjunkan 40 ribu polisi dan tentara. Pasukan bersenjata telah mengamankan bank-bank dan kantor-kantor pemerintah dari kemungkinan sabotase dan serangan bom.
Perdana Menteri Thailand Abhisit Vejjajiva mengatakan, situasi di Bangkok terkendali. “Terima kasih kepada semua pihak yang ikut menjaga keamanan dan ketertiban,” ujarnya. “Saya mengizinkan aksi demonstrasi selama berlangsung dengan damai.”
Abhisit mengatakan, pemerintah akan memantau situasi mutakhir. ”Saya harap rakyat tetap tenang, tidak panik, dan jangan mudah terpancing oleh pelbagai rumor yang berkembang,” tuturnya.
Thailand didera kemelut politik sejak tersingkirnya Thaksin lewat kudeta militer pada 2006. Pengadilan memutuskan menyita harta Thaksin, yang didakwa korupsi dan memperkaya diri semasa menjabat. Thaksin berulang kali membantah dengan mengatakan telah melaporkan harta kekayaannya sebelum memangku jabatan perdana menteri.
BANGKOK POST | THE NATION | REUTERS | ANDREE PRIYANTO