TEMPO Interaktif, Haddonfield NJ - Seorang warga negara Amerika Serikat yang diduga agen al-Qaidah yang terlibat kasus penembakan berdarah di Yaman, lima hari lalu, diketahui bekerja di perusahaan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Amerika Serikat antara 2002 dan 2008.
Pihak berwenang tengah menyelidiki apakah dia mempunyai akses ke informasi rahasia atau bahan-bahan berbahaya yang akan berguna untuk kegiatan teroris.
Sharif Mobley, 26 tahun, nama pria itu, bekerja di sejumlah perusahaan di New Jersey, Pennsylvania, dan Maryland pada 2002-2008, sebut pihak berwenang.
Juru bicara dari Komisi Regulator Nuklir (Nuclear Regulatory Commission/NRC) Amerika Serikat Neil Sheehan, Jumat waktu setempat, mengatakan penyelidikan sedang dilakukan di tempat-tempat Mobley bekerja. Tapi dia menekankan bahwa daerah yang mengandung bahan bakar nuklir secara ketat dikontrol dan pekerja pada umumnya tidak dapat mengakses informasi keamanan atau hal-hal sensitif lainnya.
"Petugas terkait juga memeriksa di mana Mobley bekerja untuk memastikan segala sesuatu adalah dalam rangka," kata Juru bicara NRC lainnya Diane Screnci.
Disebutkan, Mobley, seorang warga Amerika keturunan Somalia, tidak terkait dengan kesalahan apapun selama bekerja di perusahaan pembangkit listrik tenaga nuklir itu. Menurut pihak berwenang, tidak ada yang tindakan Mobley yang mencurigakan selama ia bekerja di perusahaan tersebut.
Para pejabat mengatakan Mobley bekerja di tempat itu melewati tes penyaringan, yang mencakup pemeriksaan latar belakang kriminal, tes kesehatan, tes psikologi, dan verifikasi identitas.
Namun, Edwin Lyman dari Union of Concerned Scientists, sebuah badan pengawas industri, mengatakan kasus ini menimbulkan pertanyaan mengenai keamanan di pembangkit listrik tenaga nuklir di Amerika Serikat.
ASSOCIATED PRESS l BASUKI RAHMAT