Wakil Perdana Menteri Thailand Suthep Thaugsuban, yang bertugas menangani operasi keamanan, mengatakan, dari jumlah itu, 30 ribu di antaranya adalah tentara, 10 ribu anggota kepolisian, dan 10 ribu lainnya relawan sipil.
"Jika demonstran mengganggu sampai ke markas tentara atau polisi, pemerintah akan menggunakan kekuatan untuk mengatasi mereka, karena kami mempertimbangkan mereka sebagai teroris," ujarnya kepada reporter.
Guna mengantisipasi pecahnya bentrokan, pemerintah Thailand juga telah menerapkan Internal Security Act sejak kemarin hingga 23 Maret. Dengan berlakunya undang-undang keamanan internal ini, pasukan keamanan bisa memberlakukan jam malam atau melarang orang berkumpul.
Pemerintah juga mulai mengawasi pintu masuk Bangkok dan daerah sekitarnya untuk mencegah masuknya demonstran yang membawa senjata, yang umumnya berasal dari daerah pedesaan utara--basis pendukung bekas Perdana Menteri Thaksin Shinawatra---masuk ke ibu kota.
Perdana Menteri Thailand Abhisit Vejjajiva Rabu lalu memperingatkan kemungkinan adanya sabotase di bandara Thailand.
Menjelang aksi protes besar-besaran, sejumlah acara di Bangkok dan provinsi sekitarnya sepanjang pekan ini dibatalkan. Pembatalan itu berlangsung sejak pemerintah memutuskan menerapkan Security Internal Act pada Selasa lalu di delapan provinsi, termasuk Bangkok. Beberapa acara yang dibatalkan antara lain pertandingan sepak bola Liga Primer Thailand dan Bangkok Post Education Fun Fair 2010.
Tak hanya itu, proses pendidikan, termasuk ujian, di kampus Tha Prachan, Universitas Thammasat, juga ditiadakan pekan ini. Adapun ujian di 43 sekolah di distrik Pomprap Sattruphai, Phra Nakhon, Ratchathewi Dusit, dan Pathumwan dimajukan dan harus diselesaikan lebih cepat.
Pemerintah memperkirakan jumlah demonstran yang turun dalam aksi Ahad mendatang 100 ribu orang. Namun kelompok Kaus Merah, pendukung Thaksin, mengklaim akan menurunkan 600 ribu demonstran.
Pemimpin demonstran, Weng Tojirakarn, mengatakan, kelompoknya mulai turun ke jalan hari ini dan berkumpul di jalan-jalan arteri utama Bangkok. Mereka akan berkumpul di lima lokasi sore ini untuk menuntut Abhisit menggelar pemilihan umum.
"Kami tahu mereka menurunkan banyak tentara," ucap Weng. "Kami datang tanpa senjata dan memastikan akan terbuka."
BANGKOK POST | BUSINESS WEEK | SUNARIAH