TEMPO Interaktif, Riyadh - Yekaterina Mayering-Mikadze, wanita Georgia menjadi duta besar perempuan pertama di Arab Saudi.
Yekaterina yang menyampaikan salinan surat-surat kepercayaan kepada Menteri Luar Negeri Pangeran Saud Al-Faisal, adalah duta besar Georgia saat ini untuk Kuwait. Dia juga mewakili negaranya di Arab Saudi, Qatar, Oman, Bahrain, dan UEA.
Yekaterina mengatakan kerja sama dengan negara-negara Teluk adalah tugas mendasar dari negara terutama di bidang pertanian, real estat, pariwisata, dan keuangan.
Georgia, negara bekas Republik Soviet yang meraih kemerdekaan pada 1991 dan diakui di Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai anggota ke-179, setelah setahun, kini memiliki perbedaan dalam menempatkan duta besar wanita pertama ke Riyadh. Arab News mencoba untuk menemui Yekaterina di Kuwait, tetapi dia tidak tersedia.
"Hanya beberapa diplomat di ibu kota Arab Saudi adalah perempuan," kata Ulla-Maija Nevalainen, wakil kepala misi di Kedutaan Besar Finlandia di Riyadh. Nevalainen mengatakan, ia sendiri tidak memiliki masalah dalam menangani pekerjaannya sebagai seorang diplomat di ibu kota.
Menurut diplomat lainnya, jumlah perempuan diplomat di Riyadh tidak melebihi enam atau tujuh. Penunjukan Yekaterina Mayering-Mikadze di Riyadh mendapat sambutan hangat dari diplomat lainnya.
"Di seluruh dunia usaha untuk membawa lebih banyak perempuan ke dalam diplomasi memiliki efek terbatas," katanya. Negara-negara berkembang hanya memiliki sedikit jumlah perempuan diplomat.
Amerika Serikat baru-baru ini menugaskan Susan L. Ziadeh sebagai wakil kepala misi Amerika di Riyadh. Amerika Serikat telah memungkinkan seorang wanita untuk menjadi seorang diplomat sejak 1922.
ARAB NEWS l BASUKI RAHMAT