TEMPO Interaktif, Moskow - Presiden Rusia Dmitry Medvedev mendesak Swedia Selasa (9/3) untuk mengekstradisi dua orang yang dikatakan sebagai separatis Chechnya dan dituduh terlibat dalam pembunuhan dan penculikan.
Swedia menolak permintaan Rusia untuk mengekstradisi tersangka Chechnya bernama Aslan Adayev dan Magomed Uspayev pada 2008, dan mengecam sebagai "pelanggaran politik" pada waktu itu.
Pada jumpa pers bersama di Kremlin, Perdana Menteri Swedia Fredrik Reinfeldt dan Medvedev mengalihkan pembahasan tentang Chechnya ketika isu hak asasi manusia di Kaukassia muncul.
"Jika kita bicara tentang Kaukasia, terlepas dari situasi hak asasi manusia, ada masalah lain. Para bandit menemukan tempat bernaung di Swedia," kata Medvedev. "Jika kita berbicara tentang hak asasi manusia, kita juga perlu bersama-sama melawan kejahatan."
Medvedev mengatakan dia berharap perjanjian kerjasama yang ditandatangani pada hari sebelumnya antara jaksa Swedia dan Rusia, maka masalah kedua separatis Chechnya itu akan tertangani.
Baca Juga:
Dalam konferensi pers yang sama, Reinfeldt mengatakan ia dan Medvedev membicarakan masalah hak asasi manusia di Kaukasia Utara.
Aktivis hak mengatakan, korupsi, kemiskinan, dan penindasan secara luas oleh otoritas lokal mendorong orang muda untuk bergabung dengan kelompok pemberontak Islam.
Kritikus Kremlin mendesak Moskow untuk memecahkan pembunuhan Natalia Estemirova, pekerja hak asasi manusia di Chechnya dan pengkritik yang vokal pada pemimpin garis keras Chechnya Ramzan Kadyrov, yang diculik dan ditembak pada Juli lalu.
Dalam sebuah surat terbuka yang diterbitkan harian Swedia Sydsvenskan pada Selasa, juru kampanye hak asasi manusia Rusia Tatyana Lokshina dan Oleg Orlov meminta Reinfeldt dan Menteri Luar Negeri Carl Bildt untuk secara terbuka mengkritik Rusia atas pelanggaran hak asasi di Kaukasia.
REUTERS | HAYATI MAULANA NUR