Meskipun proses penghitungan suara belum berakhir, koalisi "Negara Hukum" yang dipimpin oleh Perdana Menteri Nouri al-Maliki dan saingannya beraliran sekuler Iraqiya menyatakan menang pemilu. Aliansi Iraqiya dipimpin oleh mantan Perdana Menteri Ayad Allawi dari kelompok Shia namun sebagian kaum Suni bergabung di kelompok ini.
Abbas al-Bayati dari koalisi al-Maliki mengatakan untuk sementara kelompoknya unggul dalam peroleh suara di Bagdad, dan daerah-daerah Selatan yang berpenduduk mayoritas Shia termasuk di Basra. "Kami rasa koalisi Negara Hukum akan memimpin pemerintahan ini," ujarnya.
Iraqiya mengakui bahwa kelompoknya tidak mengakar, namun telah mendapatkan dukungan bagus di daerah Anbar, Diyala dan Ninewah yang merupakan kota terbesar ketiga di Irak. "Kami berharap kami adalah yang pertama di Irak," kata Raheem al-Shimmari, pejabat Iraqiya. Sementara itu pejabat dari koalisi yang tak bersedia disebutkan namanya yakin "Negara Hukum" pimpinan al-Maliki menang.
Siapapun yang memenangkan pemilihan umum kali ini, apakah dari kelompok al-Maliki atau sekuler mengindikasikan rakyat Irak telah frustasi dengan dominasi kekuatan partai-partai berlatar belakagn agama semenjak invasi yang dipimpin Amerika Serikat 2003.
Partai-partai berlatar belakang agama telah membuat banyak pemilih di Selatan kecewa karena pemerintahan di sana tak memperhatikan kebutuhan listrik mereka.
Komisi Pemilihan Umum Nasional saat ini berhasil mengumpulkan 62 persen suara atau 19 juta suara.
AP | CHOIRUL