TEMPO Interaktif, Dogo Nahawa - Bentrokan karena kekerasan agama di Nigeria meledak kemarin. Para penyerang tidak menunjukkan belas kasihan. Mereka menyerang perempuan dan anak-anak. Bahkan bayi berumur sehari tak lolos dari tebasan parang.
Senin kemarin waktu setempat, para perempuan Nigeria meratap di jalan-jalan saat truk yang membawa puluhan mayat yang terbakar dibawa menuju kuburan massal. Pekerja terlihat melemparkan tubuh-tubuh kecil itu dari truk sampah ke kuburan massal. Kerumunan massa pun mulai menyanyikan lagu-lagu pujian.
Setidaknya 200 orang, sebagian besar dari mereka orang Kristen, dibantai pada hari Minggu lalu. Pemerintah setempat memberikan angka lebih dari dua kali jumlah itu, tetapi tidak ada daftar korban atau informasi lainnya untuk mendukung itu.
Reporter Associated Press menghitung 61 mayat, 32 di antaranya anak-anak, dimakamkan di kuburan massal desa Dogo Nahawa pada hari Senin. Korban lainnya akan dimakamkan di tempat lain. Di kamar mayat, tubuh anak-anak, termasuk yang masih memakai popok tampak dimana-mana.
Kekerasan yang mengerikan ini terjadi sejak Januari lalu dan lebih dari 300 orang tewas. Sebagian besar dari mereka Muslim. Minggu kemarin, bentrokan kembali meletus di tiga desa Kristen yang tampaknya sebagai serangan balasan menurut juru bicara Palang Merah Robin Waubo.
Penduduk Nigeria hampir merata antara Muslim di utara dan selatan yang didominasi Kristen. Pertumpahan darah baru-baru ini telah terjadi di pusat Nigeria.
Pendeta Pandang Yamsat dari kelompok Kristen setempat, mengatakan ia telah mendesak para jemaat tidak menanggapi berbagai kekerasan itu. Ia juga mengatakan ia percaya umat Islam juga pasti akan mengendalikan wilayahnya.
"Kami telah melakukan yang terbaik untuk memberitahu anggota kami, jangan menyerang umat Islam, mereka adalah saudara Anda," kata Yamsat. Namun, "jika mereka datang untuk mengusir Anda di tempat Anda, berdirilah untuk membela diri."
AP | HAYATI MAULANA NUR