TEMPO Interaktif, Lahore, Pakistan - Sebuah bom mobil bunuh diri Senin menyerang sebuah bangunan di mana polisi menginterogasi tersangka penting di kota Lahore, menewaskan sedikitnya 13 orang dan melukai puluhan, termasuk wanita yang membawa anak-anak ke sekolah, kata para pejabat.
Serangan itu memecahkan kondisi yang relatif tenang dari kekerasan di Pakistan, di mana kelompok-kelompok militan mencaci pemerintah atas aliansi dengan Amerika Serikat.
Hal ini juga menunjukkan bahwa pemberontak tetap mampu menyerang kota utama dari negara itu, yang jauh dari daerah perbatasan Afganistan di mana Al-Qaidah dan Taliban telah lama berkembang, meskipun serangan militer berusaha menghabisi mereka.
Warga Pakistan yang tinggal di dekat gedung telah mengajukan keluhan mendesak pihak berwenang untuk memindahkan fasilitas interogasi itu jauh dari daerah pemukiman sehingga tidak menjadi sasaran serangan, kata Mohammad Musharraf, warga sekitar.
Taliban Pakistan mengaku bertanggung jawab dalam sebuah telepon kepada wartawan Associated Press. Mereka dan sekutunya diyakini bertanggung jawab atas gelombang serangan yang menewaskan lebih dari 600 orang dimulai pada bulan Oktober, termasuk beberapa di kota-kota besar Pakistan. Serangan baru-baru ini lebih kecil dan terbatas pada daerah-daerah terpencil di dekat Afganistan.
Ledakan bom hari Senin itu muncul di tengah laporan tentang tindakan keras Pakistan terhadap operasi-operasi Afganistan Taliban dan al-Qaidah yang memanfaatkan wilayahnya.
Di antara para militan yang dinyatakan telah ditangkap adalah Komandan Taliban Afganistan Nomor 2, Mullah Abdul Ghani Baradar. Dalam beberapa hari ini, para pejabat Pakistan mengatakan seorang Amerika anggota al-Qaidah telah ditangkap di Karachi.
Ledakan itu terjadi di luar sebuah gedung polisi provinsi Punjab, kata pejabat polisi Zulfikar Hameed. Tayangan televisi menunjukkan kawah besar di tanah di mana ledakan itu berasal.
Tampaknya pembom bunuh diri menabrakkan mobil penuh dengan bahan peledak sebanyak 600 kilogram ke dalam bangunan yang dikelilingi tembok, kata para pejabat.
"Tempat ini digunakan untuk menginterogasi para tersangka penting, tapi sekarang tidak ada tersangka itu, tetapi lebih dari 40 staf berjaga di tempat," kata kepala polisi Lahore Pervez Rathore.
AP | EZ