Sumber-sumber di kepolisian, Ahad waktu setempat, menyatakan korban tewas cuma delapan orang. Tetapi saksi mata menyebutkan banyak sekali korban yang kehilangan nyawa, mereka memperkirakan mencapai 200 orang. Korban yagn tewas akibat luka bacok, bahkan sebagian terbakar. Sejumlah anak juga dilaporkan tewas.
Koresponden Al Jazeera di Abuja Yvonne Ndege, mengatakan; "Informasi jumlah korban di sana masih simpang siur. Polisi menyebut angka delapan, sementara tokoh masyrakat di Jos menyatakan lebih."
Sementara itu, kantor berita The Associated Press mengutip keterangan saksi mata menyatakan korban tewas dalam kerusuhan tersebut mencapai 200 orang.
Goodluck Jonathan, pejabat sementara Presiden Nigeria, langsung memerintahkan petugas keamanan mengejar otak di balik kerusuhan yang menimbulkan banyak korban. "Pejabat Presiden memerintahkan pasukan keamanan mengejar pelaku hingga ke gunung-gunung dan perbatasan negara," demikian pernyataan yang dikeluarkan kantor kepresidenan.
Saksi mata menyebutkan, kerusuhan itu bermula serangan yang dilakukan oleh para penggembala di tengah malam. Mereka menyerang desa Gogo Nahawa dengan menembakkan senjata ke udara dan menyerang rumah-rumah warga desa. "Mereka menyerang pukul tiga dini hari dan menembakkan senjata api ke udara," ujar Peter Jang, warga desa Dogo Nahawa.
"Tembakan sengaja di arahkan ke udara untuk membangunkan warga, ketika warga keluar rumah para penyerang menggorok leher warga dengan parang," katanya.
Ndege melaporkan: "Kepala polisi senior mengatakan para penggembala yang melakukan serangan berasal dari negara bagian Bauchi. Perkelahian berdarah terjadi antara penggembala dari Bauchi dengan warga desa. Akibat peristiwa berdarah ini, menurut laporan Palang Merah, 5 hingga 600 korban kerusuhan meninggalkan kawasan tersebut karena mereka takut tinggal di rumah-rumah mereka."
AL JAZEERA | CHOIRUL