Ratusan orang nampak berbaris antre di tempat pemungutan suara di Syria, negeri tempat komunitas terbesar Irak tinggal. Selain di negeri ini, warga Irak juga mencoblos di Yordania, Uni Emirat Arab, Iran, Turki, Mesir, Lebanon, Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Denmark, Austria, Australia, Jerman, Belanda, dan Swedia. Panitia Pemilihan Umum memberikan kesempatan kepada mereka mencoblos mulai Jumat hingga Ahad.
Sejumlah pengungsi Irak yang tinggal di Yordania sangat antusias menyambut pemilu kali ini untuk memilih pemerintahan baru. Bahkan mereka berharap, usai pesta demokrasi ini berlangsung mereka bisa segera kembali ke tanah airnya.
Wartawan Al Jazeera Nisreen el-Shamayleh melaporkan dari Aman, ibu kota Yordania, mengatakan: "Mereka merasa pemilihan umum kali ini begitu penting dan lebih demokratis dibandingkan dengan pemilu Parlemen sebelumnya yang digelar 2005.
Menurut catatan PBB yang mengurusi masalah pengungsi, sekitar 4,2 juta warga Irak meninggalkan negaranya sejak invansi 2003 yang dipimpin oleh Amerika Serikat.
Kendati mendapatkan sambutan bagus warganya, namun tak ayal pemilihan umum yang akan digelar tiga hari lagi di Irak diwarnai peristiwa berdarah. Sebuah serangan bom menyerang Bagdad, ibu kota Irak, Kamis waktu setempat, menyebabkan 14 orang tewas dan melukai 57 lainnya.
"Teroris mencoba mengacaukan pemilihan umum. Mereka meledakkan dirinya di jalan-jalan," kata Ayden Khalid Qader, Wakil Menteri Dalam Negeri yang bertanggung jawab atas keamanan pemilu.
Saat ini suasana pengamanan menjelang pemilihan umum Senin depan sangat ketat. Sejumlah pasukan keamanan, Jumat sore, nampak berjaga-jaga di Kota Ramadi. Termasuk dikeluarkannya peraturan pelarangan terhadap kendaraan sipil berkeliaran saat hari pencoblosan. Pemilihan umum Senin depan akan dipantau oleh 120 pemantau internasional bersama-sama dengan sejumlah staf kedutaan besar negara-negara asing.
Amerika Serikat berharap Komisi Pemilihan Umum bisa mengumumkan hasil sementara pemilihan umum pada 10-11 Maret berdasarkan pengumpulan suara di 30 persen tempat-tempat pemungutan suara. Selanjutnya, Mahkamah Agung Irak juga bisa segera menyelesaikan keberatan atau gugatan calon sebulan setelah pemilihan umum digelar.
"Amerika Serikat berharap proses pembentukan pemerintahan baru berlangsung sebulan, bukan seminggu," ujar Qader.
AL JAZEERA | CHOIRUL