TEMPO Interaktif, Pelluhue, Cile - 40 pensiunan yang sedang menikmati liburan musim panas di sebuah perkemahan tepi laut di bawah pohon pinus paham mereka harus bergerak cepat setelah gempa bumi kuat melanda Cile.
Sayangnya mereka tidak berhasil. Tsunami datang dalam tiga gelombang, masuk 200 meter ke kota wisata Samudera Pasifik ini dan menyeret bus mereka. Kebanyakan dari penumpang adalah pensiunan Cile, dan hanya lima dari tubuh mereka yang telah ditemukan hingga Senin, kata petugas pemadam kebakaran dan saksi mata.
Kejadian horor di Pelluhue itu menegaskan kehancuran yang ditimbulkan oleh gempa menjelang fajar hari Sabtu berkekuatan 8,8 skala Richter, yang menewaskan sedikitnya 723 orang dan memicu aksi penjarahan di kota-kota tanpa makanan, air atau listrik.
Sebagian besar korban tewas terjadi di sepanjang pantai selatan-tengah Cile - yang paling dekat dengan episentrum gempa - di wilayah Maule, termasuk Pelluhue.
Korban selamat di sini menemukan sekitar 20 mayat, dan diperkirakan 300 rumah hancur. Kebanyakan warga masyarakat menyadari ancaman tsunami; petunjuk-petunjuk jalan mengarahkan ke rute evakuasi tsunami terdekat. Reruntuhan rumah, televisi, pakaian, pencuci piring, dan ikan-ikan mati menutupi pantai yang berpasir hitam.
"Kami berlari menuju bagian kota tertinggi, sambil berteriak-teriak," 'Keluar dari rumah Anda!'" kata Claudio Escalona, 43, yang meninggalkan rumahnya di dekat perkemahan bersama istri dan anak perempuan berusia 4 dan 6.
"Sekitar 20 menit kemudian datang tiga gelombang, dua di antaranya sangat besar, sekitar 6 meter (18 kaki) masing-masing, dan yang ketiga lebih besar lagi. Yang satu itu menyapu semuanya."
"Kamu bisa mendengar jeritan anak-anak, perempuan, setiap orang," kata Escalona. "Ada jeritan, dan kemudian keheningan yang luar biasa."
Kerusakan tersebar luas dan kelangkaan makanan terjadi di sepanjang pantai - di kota-kota seperti Talca dan Cauquenes, Curico dan San Javier. Di Curanipe, gereja lokal berfungsi sebagai kamar mayat. Di Cauquenes, orang-orang dengan cepat menguburkan mereka yang mati karena rumah pemakaman tidak punya listrik.
Gempa susulan terus terjadi di wilayah itu: 131 gempa berskala 5 atau lebih besar melanda dalam 72 jam pertama setelah gempa besar.
Kota terbesar di wilayah itu, Concepcion, mengalami gelombang penjarahan sebelum sekitar 1.500 pasukan tiba untuk menegakkan jam malam yang akhirnya membawa ketenangan Selasa. Hampir setiap toko telah dijarah, beberapa bahkan dibakar, di kota yang masih kekurangan makanan, air dan listrik.
Presiden Michelle Bachelet mengatakan 14 ribu tentara dan marinir dikerahkan untuk pengamanan di seluruh wilayah dan pihak wewenang mulai membagikan paket makanan dan air di zona bencana.
Dia kemudian bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Hillary Rodham Clinton, yang membawa 25 telepon satelit dan menjanjikan lebih banyak bantuan yang akan datang.
AP | EZ