Sejak Presiden AS George W. Bush mengumumkan perang Irak resmi berakhir, 1 Mei 2003, sudah 65 tentara AS mati dalam berbagai serangan, baik penembakan, lemparan granat atau bom.
Menurut Komandan tentara AS di Irak, Jendral John Abizaid, penyebab semua serangan ini adalah aksi-aksi teroris yang memang menjadi ancaman keamanan tertinggi di Irak. Sisa-sisa anggota Partai Baath partai politik Saddam Hussein--, anggota Al Qaidah dan pasukan bunuh diri dari luar Irak, berperan penting dalam berbagai serangan selama ini.
Bom truk yang diledakkan di markas Perserikatan Bangsa-Bangsa Bagdad, awal pekan ini yang menewaskan 22 jiwa, termasuk wakil PBB di Irak Vieira de Mello dan lebih dari 100 orang terluka, adalah insiden terburuk sejak perang usai.
Korban tentara AS yang terus berjatuhan, memicu kritik keras terhadap pemerintahan Bush di AS. Bahkan sempat terjadi protes para ibu dari tentara yang ditugaskan ke Irak, yang menuntut agar anak-anak mereka dikembalikan.
Voice of America