TEMPO Interaktif, Jakarta - Duta Besar Cile untuk Australia mengatakan pemerintahnya memerlukan bantuan internasional untuk menangani bencana ganda, gempa bumi dan tsunami.
Pemerintah Cile awalnya mengatakan perlu waktu untuk menilai kerusakan sebelum meminta bantuan, tetapi Duta Besar Jose Luis Balmaceda mengatakan situasi telah berubah.
"Permintaan ini akhirnya diputuskan larut malam tadi dan dikirim ke seluruh kedutaan besar di seluruh dunia," katanya kepada The World Today di ABC Radio.
"Saya telah berhubungan dengan AusAid sepanjang pagi dan dengan DFAT tentang kebutuhan ini. Saya memperkirakan AusAid akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menyediakan sebagian dari kebutuhan itu."
Sebelumnya, Presiden Cile Michelle Bachelet mengkonfirmasi bahwa bencana di negaranya telah menewaskan 708 orang, tapi ia mengatakan jumlah itu kemungkinan akan meningkat saat pekerja darurat mencapai lebih banyak daerah bencana.
Balmaceda mengatakan permintaan Cile meliputi air tawar, akomodasi sementara, rumah sakit lapangan dan tim penyelamat, serta bantuan menilai kerusakan gedung termasuk rumah sakit dan sekolah.
Namun dia mengatakan berbagai laporan kesulitan mengelola bencana pada saat transisi politik adalah salah.
Bachelet hanya akan memangku kekuasaan selama 10 hari lagi, ketika presiden terpilih Sebastian Pinera akan memerintah.
"Untungnya kedua presiden telah bekerja bersama-sama, dan tidak hanya presiden, tetapi juga kabinet saat ini dan kabinet yang baru," kata Balmaceda.
Dia mengatakan 80 persen dari Cile telah terimbas gempa bumi.
Lebih dari 500 orang tewas berasal dari daerah pesisir akibat tenggelam oleh tsunami, sementara ada laporan 350 tewas di kota Constitucion.
Di Concepcion, kota kedua terbesar di Cile, para pekerja darurat berusaha keras mencapai puluhan orang yang terperangkap di apartemen 15 lantai yang runtuh akibat gempa.
Penjarahan juga pecah di kota, dan pemerintah telah menerapkan jam malam dan mengirimkan pasukan untuk membantu polisi mengembalikan aturan dan ketertiban.
Tapi beberapa warga setempat mengatakan mereka tidak punya pilihan selain mencuri. "Ini perlu. Kami tidak memiliki air. Kami tidak punya apa-apa untuk dimakan," kata seorang wanita.
"Kami tinggal di lantai lima sebuah bangunan dan segalanya jatuh ke bawah. Kami tidak punya apa-apa. Saya punya bayi dan saya tidak punya popok. Saya tidak punya apa-apa."
Pemerintah Cile sebelumnya mengakui membuat kesalahan awal dengan menurunkan risiko tsunami setelah gempa.
Gempa tercatat 8,8 pada skala Richter, dan jauh lebih kuat daripada yang menghancurkan Haiti pada bulan Januari.
Gempa bumi sering terjadi di Cile, dan negara itu, salah satu yang paling makmur di Amerika Latin, memiliki pengalaman berurusan dengan gempa.
ABC NEWS | EZ