TEMPO Interaktif, Dubai -
Mahmoud al-Mabhouh, komandan Hamas yang dibunuh di sebuah kamar hotel di Dubai pada 20 Januari lalu ternyata tidak mati karena kepalanya disetrum, tapi karena dibius dan dicekik. Hasil forensik yang dikeluarkan oleh polisi Dubai hari ini menyatakan pembunuh menggunakan otot lengan dalam gerakan sangat cepat untuk mencekik Mabhouh.
Dinas rahasia Israel, Mossad, dituduh berada di belakang pembunuhan itu. Dubai telah mengidentifikasi 26 tersangka pembunuh yang menggunakan paspor Inggris, Irlandia, Prancis dan Australia. Penggunaan paspor negara-negara Eropa dan Australia itu telah memicu pertikaian diplomatik negara-negara itu dengan Israel.
Mayor Jenderal Khamis Mattar al-Mazeina, wakil komandan polisi Dubai, mengatakan, para pembunuh menggunakan obat succinylcholine untuk membius Mabhouh sebelum mereka mencekiknya. “Para pembunuh menggunakan metode ini sehingga kematiannya tampak wajar,” katanya.
Laporan ini sekaligus membantah berita sebelumnya yang menyebut Mabhouh mati karena kepalanya disetrum. Succinylcholine kerap dipakai dokter anestesi atau dokter unit gawat darurat karena memiliki kelebihan bisa menenangkan pasien dengan sangat cepat.
BBC ! YR