TEMPO Interaktif, Angkara - Penyidik menginterogasi 51 petinggi militer Turki, termasuk mantan Panglima Angkatan Laut dan Angkatan Udara, atas tuduhan berencana mengacaukan negara dengan meledakkan masjid-masjid untuk memicu kudeta dan menggulingkan pemerintah yang berakar Islam.
Ini merupakan langkah keras pertama terhadap pejabat militer tertinggi Turki, yang pernah menggulingkan empat pemerintahan sejak 1960. Selama beberapa dekade perwira senior Turki, yang menyebut dirinya sebagai pengawal tradisi sekuler negara itu, melakukan wewenangnya itu.
Namun, keseimbangan kekuasaan di negara kandidat Uni Eropa itu tampaknya telah bergeser pada hari Senin saat polisi menangkap 51 komandan militer, menyusul terkumpulnya bukti rekaman dan penemuan rencana kudeta, yang dijuluki "palu godam."
Kondisi nasional telah memperdalam perebutan kekuasaan antara kubu sekuler dan pemerintah, yang memiliki dukungan elektoral yang kuat dan dukungan Uni Eropa. Elite militer Turki, dikenal sebagai "pasha," gelar penghormatan merujuk ke masa Utsmani - dulu pernah dianggap tak tersentuh.
"Palu godam paling berat kepada tahanan militer," menjadi judul headline harian Taraf, yang telah mempublikasikan pembocoran dokumen militer yang mengarah pada penahanan.
Surat kabar berbahasa Inggris Zaman hari Selasa mengatakan bahwa operasi itu diluncurkan setelah para ahli memutuskan dokumen yang bocor adalah otentik. Pemerintah menyangkal tindakan keras yang sedang berlangsung bermotif politik atau dirancang untuk membungkam para pengkritik pemerintah, seperti yang diklaim oleh partai-partai oposisi.
Mereka yang menjadi tersangka termasuk mantan Panglima Angkatan Udara Jenderal Ibrahim Firtina dan Panglima Angkatan Laut Laksamana Ozden Ornek, yang diduga melakukan beberapa upaya kudeta yang gagal, serta mantan wakil panglima Ergin Gen Saygun - yang telah menemani Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan selama pertemuan dengan mantan Presiden George W. Bush di Washington pada 2007.
Juga ditahan mantan kepala Pasukan Khusus, Jenderal Engin Alan, dan mantan Panglima Angkatan Darat, Jenderal Cetin Dogan.
Para tersangka, termasuk hampir dua puluh jenderal dan laksamana aktif dan pensiun, yang diperkirakan akan menghadapi pengadilan di Pengadilan Istanbul.
Para tersangka menghadapi tuduhan mencoba menggulingkan pemerintah dengan kekerasan, dan menjadi anggota organisasi ilegal untuk tujuan tersebut, kata harian Milliyet, Selasa.
Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan mengatakan pemerintah bersiap-siap untuk merombak peradilan dan Konstitusi, sebuah warisan dari kudeta militer tahun 1980, dan bahkan bisa membawa masalah ini ke sebuah "referendum."
"Sebuah konstitusi baru akan lebih mudah bagi kita untuk masuk ke dalam Uni Eropa," kata Burhan Kuzu, ketua komisi parlemen yang bertanggung jawab atas amandemen konstitusi, di sebuah konferensi Senin di pusat kota Anatolia, Corum.
AP | EZ