TEMPO Interaktif, Denhaag - Kabinet Belanda akhirnya runtuh setelah perdebatan panjang akibat perbedaan pendapat mengenai pengerahan pasukan di Afghanistan.
Usai perundingan maraton selama 16 jam, perdana menteri dari partai Kristen Demokrat, Jan Peter Balkenende mengumumkan bahwa Partai Buruh berhenti dari pemerintahan.
Balkenende telah mempertimbangkan permintaan NATO agar pasukan Belanda tinggal di Afghanistan hingga 2010. Balkenende dan partai koalisi lainnya, Uni Kristen berkukuh untuk memenuhi desakan NATO untuk mempertahankan dan memperpanjang operasi pasukan Belanda di Afghanistan.
Tapi Partai Buruh, partai koalisi kedua terbesar, menentang usulan ini. Partai buruh berpendapat, Belanda sudah terlalu jauh ikut dalam perang di Afghanistan meski pada awalnya, partisipasi pasukan Belanda di Afghanistan hanya untuk misi perdamaian, bukan ikut berperang.
Sedikitnya 2.000 prajurit dari Belanda ikut serta menjaga perdamaian di Afghanistan tepatnya di wilayah selatan provinsi Uruzgan sejak 2006, dengan 21 tewas. Penempatan mereka telah diperpajang satu kali.
Seharusnya pasukan kembali ke rumah pada tahun 2008, tetapi mereka tetap tinggal karena tidak ada bangsa lain yang ditawarkan NATO sebagai pengganti. Hal itu seharusnya berakhir pada bulan Agustus 2010.
Runtuhnya pemerintah diumumkan setelah 16-jam rapat kabinet. Perdana Menteri Jan Peter Balkenende mengatakan tidak dicapai kesamaan pendapat antara berbagai pihak.
"Di mana tidak ada kepercayaan, sulit untuk bekerja sama. Tidak ada jalan yang baik untuk membiarkan kabinet ini untuk melangkah lebih jauh," katanya.
Sekretaris-Jenderal Anders Fogh Rasmussen mengatakan enam bulan yang lalu ketika dia memulai pekerjaannya bahwa prioritas adalah perang di Afghanistan. Sampai Juni 2009, ISAF memiliki lebih dari 61.000 personel dari 42 negara yang berbeda termasuk Amerika Serikat, Kanada, negara-negara Eropa, Australia, Yordania, dan Selandia Baru.
Sebagian besar pasukan asing di Afghanistan merupakan tentara Amerika, dan Presiden Barack Obama telah mengumumkan tambahan 30.000 tentara Amerika di Afghanistan.
BBC | HAYATI MAULANA NUR