Mereka sekarang menguasai sepenuhnya tempat-tempat strategis di dalam kota dan sudah memulai tahap pencarian pasukan Taliban dan senjata dari rumah ke rumah.
Pasukan gabungan itu datang ke Marjah, yang berbulan-bulan menjadi daerah yang masih dikuasai Taliban, pada Sabtu dini hari. Taliban tidak menggelar perlawanan besar-besaran, tapi hanya melakukan tembakan-tembakan sporadis saat pasukan itu masuk.
Seorang tentara Amerika dan seorang tentara Inggris tewas terkena peluru senjata ringan. Dari tentara Afganistan tak satupun yang tewas. Sedang dari pihak Taliban tidak dilaporkan berapa korban. Pihak Afganistan menyatakan tidak ada korban dari penduduk sipil.
Para komandan lapangan Amerika mengatakan target serangan pada hari pertama telah tercapai. Target itu adalah masuk kota, menguasai perempatan-perempatan jalan, mengambil alih gedung pemerintahan, dan menguasai salah satu pasar di pusat kota.
Juru bicara provinsi Helmand, tempat kota itu berada, Mohammed Dawood Ahmadi, mengatakan pihaknya telah membuat 11 pangkalan di Marjah dan kota sebelahnya, Nad Ali. "Kami sekarang menguasai seluruh titik strategis di area itu," katanya.
Dari pangkalan-pangkalan itu, tentara gabungan itu sudah mulai melakukan tahap yang berbahaya: mencari tentara Taliban dan senjata dari rumah ke rumah. Tahap ini bisa berlangsung setidaknya lima hari.
Dicemaskan Taliban meletakkan bom dan ranjau di jalanan, rumah, dan gang-gang sempit sehingga operasi dari rumah ke rumah itu menjadi sangat berbahaya.
Serangan ke Marjah dianggap penting. Wilayah dengan luas sekitar 120 kilometer persegi itu dipercaya sebagai kantong Taliban terbesar di Afganistan. Wilayah ini dipenuhi ladang-ladang, desa, dan saluran irigasi. Menurut Amerika, dipercaya wilayah ini juga banyak pabrik opium, narkotika yang menjadi sumber dana Taliban.
Berbeda dengan dugaan semula, pada operasi hari pertama ini pasukan gabungan tidak menghadapi perlawanan frontal. Pasukan Taliban agaknya lebih suka mundur ke luar kota daripada memberi perlawanan yang toh, akhirnya, kecil kemungkinan mereka bisa berhasil bertahan.
Puluhan, bahkan ratusan, tentara Taliban dilaporkan meninggalkan Marjah pada beberapa hari sebelum serangan besar ini dilakukan. Apalagi tentara Amerika, tidak seperti biasanya, telah mengumumkan terlebih dahulu bahwa mereka akan melakukan serangan besar-besaran untuk mengambil alih Marjah.
Pihak Amerika, Inggris, dan Afganistan memang tidak berniat menghabisi Taliban di Marjah, tapi hendak menjadikan kota itu sebagai salah satu kota yang diperintah langsung oleh pemerintah Afganistan seperti Kabul dan sejumlah kota lain. Itu sebabnya mereka mengumumkan terlebih dahulu bahwa mereka akan menyerang, tidak melakukan serangan mendadak.
"Tujuan kami pada operasi gabungan ini tidak untuk membunuh kelompok perlawanan," kata Abdul Rahim Wardak, Menteri Pertahanan Afganistan, di Kabul. "Tujuan utama kami adalah memperluas pengaruh pemerintahan dan melindungi warga sipil."
Itu sebabnya operasi di Marjah berbeda dengan sejumlah operasi militer Amerika yang lain. Di tempat lain-baik di Irak maupun di Aftanistan--operasi hanya dilakukan untuk mengambil alih suatu wilayah.
Tapi di Marjah, mereka tidak hanya mengambil alih wilayah tapi dengan cepat juga membentuk pemerintahan lokal yang kompeten. Mereka tidak ingin ada kegagalan sudah bersusah payah mengambil alih kota tapi kemudian Taliban bisa masuk kembali karena tidak ada pemerintahan yang kuat dan keamanan yang baik.
Itu sebabnya pasukan Amerika dan Afganistan mengatakan mereka segera mengirim birokrat dari wilayah lain ke Marjah agar pemerintahan sipil segera berjalan. Mereka juga akan segera mengirim 2.000 personel brigade mobil kepolisian Afganistan untuk memastikan Taliban tidak kembali lagi ke sana. Separuh anggota polisi ini akan tiba dalam beberapa jam ini.
Di beberapa wilayah kota, tentara Amerika dan Afganistan mulai melakukan pertemuan dengan warga kota. Mereka ingin mendapat sokongan moral dari penduduk kota.
NURKHOIRI/NYT