Pejabat Afganistan di Provinsi Paktia, Jumat, mengonfirmasi kejadin itu dan sedang melakukan investigasi kematian lima orang tersebut di sebuah rumah dekat ibu kota provinsi Gardez. Kepala kepolisian Jenderal Azizudin Wardak mengatakan lima orang itu, terdiri dari dua pria dan tiga perempuan, tewas Kamis malam dalam sebuah pesta. Salah seorang pria bekerja untuk kepolisian sedangkan pria lainnya bekerja untuk kantor Kejaksaan Agung.
"Siapa yang membunuh mereka? Hingga kini kami tidak tahu," ujarnya sembari menjelaskan proses investigasi masih berlangsung.
Kematian warga sipil sejak operasi militer merupakan isu panas di Afganistan sementara para komandan pasukan Amerika memerintahkan pasukannya agar membatasi menggunakan kekuatan untuk menghindari resiko jatuh korban warga sipil. Presiden Hamid Karzai juga meminta kepada NATO agar menghentikan pemeriksaan terhadap rumah-rumah warga di malam hari sebab hal tersebut bertentangan dengan budaya rakyat Afganistan dan dapat membantu rakyat menaruh simpati kepada pemerintah dan aliansi.
Sementara itu, untuk mengetahui lebih jauh soal kematian itu kementerian dalam negeri mengirimkan satu tim, Jumat, ke Paktia untuk investigasi insiden tersebut.
Menanggapi hal ini, pasukan NATO berjanji untuk "bekerja sama sepenuhnya dalam penyelidikan bersama ini," kata Brigadir Jenderal Eric Tremblay, juru bicara Pasukan Bantuan Keamanan Internasional. Dalam sebuah pernyataan, pasukan NATO mengatakan operasi itu terjadi Kamis malam di distrik Gardez setelah pasukan gabungan menerima laporan ada kegiatan militan di kompleks dekat desa Khatabeh.
"Sejumlah pemberontak terlibat dalam baku tembak sehingga memakan korban," demikian pernyataan yang dikeluarkan NATO tanpa menjelaskan bagaimana orang-orang tersebut tewas. Kemudian, lanjut pernyataan itu "Sejumlah orang terdiri dari laki-laki, perempuan, dan anak-anak keluar dari tempat tersebut dan ditahan oleh pasukan gabungan."
Pada bagian lain, pasukan Amerika menyatakan bertanggung jawab atas kematian lima orang itu. Hal itu disampaikan kepada The Associated Press melalui telepon.
Hamidullah menjelaskan soal kejadian itu, dia bersama 20 orang berada dalam sebuah rumah untuk merayakan kelahiran putranya, saat itu dia melihat sekelompok pria bersenjata mengaku "Pasukan Khusus Amerika Serikat". Saat itu Hamid bertanya "Ada apa?" Namun mereka justru menondongkan senjata kepadanya.
Mendengar ribu-ribut di luar, "Daoud keluar rumah seraya bertanya ada apa, tapi mereka menyambutnya dengan tembakan sehingga dia tewas. Kemudian pasukan itu membunuh pria lain," kata Hamidullah.
Wakil Anggota Dewa Provinsi di Gardez Shayesta Jan Ahadi mengatakan kepada media, dia yakin Amerika bertanggung jawab atas kematian tersebut. "Semalam, Amerika melakukan operasi militer di sebuah rumah dan membunuh lima orang tak berdosa, termasuk tiga perempuan. Rakyat marah atas kejadian itu," ujarnya.
Ahadi mengatakan, operasi tersebut tidak diikuti oleh pasukan Afganistan, "Pemerintah tidak mengetahui soal operasi militer ini. Kami mengutuk kebiadaban ini."
AP | CHOIRUL