Ibrahim Jassam Mohammed yang bekerja untuk Reuters, ditahan sejak September 2008 setelah diciduk dari rumahnya. Amerika berdalih, fotografer ini "mengancam keamanan", tetapi tuduhan yang tergolong rahasia itu tidak terbukti.
Desember 2008, pengadilan di Irak telah memerintahkan dia dibebaskan karena tidak ada bukti fotografer ini melakukan kesalahan. Tetapi militer Amerika menolak keputusan tersebut.
"Bagaimana saya bisa menguraikan perasaan saya? Saya seperti terlahir kembali," ujar Jassam menyambut kebebasannya kepada Reuters.
Menurut Reuters, Amerika menuduh Jassam melakukan sejumlah kegiatan bersama para pemberontak. Istilah pemberontak di Irak secara umum mengacu kepada kelompok Islam Suni seperti al-Qaida. "Jassam adalah seorang Muslim Shia," papar kantor berita ini.
Militer Amerika kerap menahan sejumlah jurnalis Irak yang bekerja untuk kantor berita internasional namun tak satupun terbukti bersalah. Masalah ini tak luput dari kritik organisasi kebebasan pers.
BBC | CHOIRUL