TEMPO Interaktif, Ramalah - Pasukan keamanan Israel, Senin, menahan 120 warga Palestina di Tepi Barat dan kamp pengungsi di Yerusalem Timur, demikian keterangan dari sumber-sumber di Palestina.
Jihad Abu Znaid, perwakilan Dewan Legislatif Palestina di Yerusalem mengatakan serdadu Israel menyerbu kamp pengungsi di Shuf'at di bagian utara Yerusalem Timur. Mereka menggedor rumah dan menahan sekitar 60 pemuda dan 50 buruh Palestina di Tepi Barat karena dianggap tinggal secara ilegal di Yerusalem.
"Beberapa warga Palestina, termasuk tiga jurnalis, terluka karena terlibat bentrok dengan serdadu Israel," ujar Abu Znaid. Tiga jurnalis tersebut diidentifikasi bernama Samir Abu Gharbiyeh dari Al-Jazeera bahasa Inggris, Ameer Abed Rabbo dari kantor berita Panet, dan Diala Jwaihan wartawan Qods.net.
Dia menambahkan, operasi militer besar-besar pasukan Israel di kamp pengungsi berlangsung hingga Senin malam. Anggota Dewan ini menjelaskan lagi, penguasa Israel "Berdalih operasi militer ini untuk mengisolasi kamp pengungsi Shuf'at dari Yerusalem Timur."
Selama ini Israel menganggap Yerusalem sebagai ibukota tak terpisahkan dari negerinya, sementara Palestina menginginkan bagian timur kota suci itu sebagai ibukota negara masa depan mereka.
Di Tepi Barat, pasukan Israel menahan 11 warga Palestina, termasuk istri pejbat Hamas. Sumber-sumber keamanan Palestina menyebutkan 11 warga palestina yang ditahan Israel itu berasal dari kota Hebron, Ramallah, Bethlehem, dan Qalqilyah. Sementara itu Israel menyatakan telah menahan walikota Al-Biereh. Sumber tersebut mengungkapkan, pria berusia 45 tahun itu adalah Monthaha al-Tawil kini menjalanai tahanan rumah yang dijaga ketat serdadu Israel.
ARAB NEWS | CHOIRUL