TEMPO Interaktif,Ramalah - Pasukan Israel mendobrak sebuah apartemen tempat dua aktivis tinggal di Ramallah, Tepi Barat, Ahad. Kedua aktivis internasional pro-Palestina asal Spanyol dan Australia ini dianggap dianggap terlibat dalam kerusuhan dan kekerasan di Tepi Barat.
Pengacara kedua aktivis Omer Shatz menuduh Israel telah menjadikan keduanya target penangkapan karena kegiatannya pro-Palestina di Tepi Barat. Menurut Shatz aktivitas Ariadna Jove Marti, 25 tahun, asal Spanyol dan Bridgette Chappell, 21 tahun, dari Australia selama tujuh tahun di daerah pendudukan tersebut sangat mengganggu Israel.
Keduanya merupakan anggota gerakan Solidaritas Internasional. Untuk itu pengadilan setempat memerintahkan keduanya dideportasi. Januari lalu, warga Chech diusir karena melakukan kegiatan serupa.
Rekan sekamar Ryan Olander menceritakan sekitar selusin serdadu Israel merangsek masuk apartemen, Ahad dini hari, untuk memeriksa paspor setiap orang. Mereka juga menyita laptop dan kamera video kedua aktivis.
Para aktivis Gerakan Soldiaritas Internasional menaruh perhatian terhadap konflik antara pasukan Israel dengan demontrasi rakyat Palestina. Mereka juga ambil bagian menentang pendudukan Israel di Tepi Barat.
Selama ini kaum muda Pakestina melakukan perlawanan terhadap Israel hanya dengan lemparan batu atau intifadah, namun Israel menyambutnya dengan tembakan gas air mata, granat, dan kadang-kadang dengan peluru tajam. Israel berdalih, tembakan itu sebagai bentuk pembelaan diri dari serangan Palestina.
Dalam sebulan terakhir, Israel mengintensifkan tindakan keras terhadap para pemrotes dan menahan lusinan warga Palestina. Juru bicara pasukan Israel menjelaskan, dua perempuan tersebut, Ahad, ditahan karena "Terlibat kerusuhan dan kekerasan." Penahanan ini disebabkan kondisi yang tidak normal sehinga perlu diterapkan peraturan militer.
AP | CHOIRUL