Seluruh penumpang berjumlah 90 orang diperkirakan tewas dalam kecelakaan yang terjadi Senin dini hari waktu setempat.
PBB, Amerika Serikat, Siprus, dan negara-negara lainnya mengirimkan bantuan Tim Pencari serta peralatan. Mereka diharapkan terus bekerja mencari tubuh korban. Menurut pejabat militer setempat, petugas sedikitnya menemukan 35 mayat penumpang.
Pesawat dengan nomor penerbangan ET409 hilang kontak dengan menara pengawas beberapa menit setelah lepas landas dari bandara Beirut. Burung besi ini membawa 83 penumpang dan tujuh awak kabin. Saksi mata mengatakan, dia melihat "bola api" selanjutnya menukik ke laut.
Untuk melakukan pencarian, kapal patroli angkatan bersenjata Lebanon, dibantu helikopter dan tim penyelam mencari korban hingga radius 10 kilometer. Namun mereka pesimis bisa menemukan korban masih hidup. Mereka berhasil mengangkat sebagian bangkai pesawat hancur berantakan, koper dan kursi yang pesawat mengapung di permukaan laut.
Sejumlah sahabat dan orang-orang terdekat korban memadati bandara dan rumah sakit sambil menunggu kabar korban. Wartawam Al Jazeera Rula Amin melaporkan dari Beirut, keluarga korban terus mengalir ke rumah sakit.
"Mereka memberikan sampel DNA untuk diperiksa oleh para ahli foresik agar dicocokkan dengan tubuh korban yang berhasil ditemukan, sebab tubuh korban sudah tidak utuh lagi."
Selama dua hari ini, Lebanon diserang hujan badai. Hampir seluruh wilayah terkena hujan deras dan banjir. "Cuaca di Lebanon sangat buruk," ujar eksekutif Ethiopian Airlines.
"Seberapa buruk cuacanya, saya tak bisa mengatakannya. Tetapi, dari apa yang saya lihat (kecelakaan ini) mungkin karena cuaca."
Boeing 737-800 milik maskapai penerbangan Atiophia Airlines menghujam ke laut ketika bebera menit lepas landas dari bandara Beirut tujuan Adhis Ababa. Penyebab kecelakaan hingga kini belum diketahui. Menurut kantor berita Etiophia di Adhis Ababa, Ethiopian Airlines telah mengirimkan tim ke Beirut untuk melakukan invesigasi penyebab kecelakaan.
AP | ALJAZEERA | CHOIRUL