TEMPO Interaktif, Sedikitnya 37 orang tewas akibat tiga ledakan bom bunuh diri di tempat berbeda dekat perhotelan di ibu kota Irak, Bagdad, demikian penjelasan polisi setempat.
Selain itu, bom mobil yang meledak selang 10 menit juga melukai sedikitnya 71 orang. Ledakan terjadi di dekat Hotel Sheraton dan Hotel Palestina di pusat kota, satu lagi tak jauh dari Hotel Babil sebelah selatan kota.
Seluruh hotel berada di luar "Zona Hijau" tempat perkantoran pemerintah dan perwakilan internasional.
Ahmed Rusdhi, jurnalis di Bagdad, mengatakan sejumlah hotel saat ini menjadi target pengboman. "Hotel-hotel ini mendapatkan penjagaan sangat ketat karena diperuntukkan bagi seluruh jurnalis asing," ujarnya kepada Al Jazeera.
"Hotel-hotel besar ini menjadi sasaran bom, mereka menganggap setiap orang yang berada di Bagdad adalah target bom," lanjutnya.
Alaa Makki, anggota Parlemen Irak mengatakan kepada Al Jazeera, sejumlah Legislator meminta pasukan keamanan meningkatkan keamanan di ibu kota. "Kami mengritik menteri keamanan, sejumlah menteri, dan para pemimpin angkatan bersenjata atas insiden ini. Kami menunggu mereka bertindak hingga situasi keamanan pulih kembali," ujarnya.
"Ada indikasi terjadi penyusupan di dalam tubuh pasukan keamanan, sebab serangan tersebut terjadi di tempat yang dijaga ketat dan terisolasi. Mereka berada di "Zona Hijau" dimana sejumlah stasiun TV dan hotel VIP berada di situ."
"Oleh sebab itu, kami yakin ada infiltrasi di dalam tubuh pasukan keamanan. Mereka tidak diorganisir dengan baik dan tak mampu mengedalikan keamanan dengan baik."
Untuk sementara belum ada yang menyatakan bertanggung jawab atas ledakan mematikan itu. Namun Saad al-Mutalabi, penasehat Dewan Menteri Irak menduga ledakan itu berkaitan dengan gerakan al-Qaidah.
"Kami mendengar tiga ledakan besar di Bagdad tengah. Ketiga bom itu jelas targetnya adalah hotel-hotel besar di Bagdad," ketanya kepada Al Jazeera. "Mungkin saja ledakan itu sebagai sinyal bahwa al-Qaidah sedang mencoba mengatakan bahwa mereka menentang pembangunan ekonomi di Irak yang mengalami pertumbuhan ekonomi bagus tahun ini."
ALJAZEERA | CHOIRUL