TEMPO Interaktif, Port-Au-Prince - Ancelot Jean tidak punya banyak harta sebelum gempa bumi: sebuah rumah beton di perkampungan kumuh dengan toko pertukangan di belakangnya.
Sekarang lebih parah lagi, tingal pakaian yang melekat di badan yang masih mereka miliki. Dia tinggal bersama istri dan enam anak -beserta ribuan keluarga lain - di pusat ibukota Haiti, Champs de Mars. Mereka memasak makanan di trotoar dan menggantung pakaian kering di gerbang istana presiden yang juga runtuh. Payung hijau besar menjadi penangkal panasnya matahari. "Ini rumah kami sekarang," kata istrinya, Roselaine Dolce.
Keluarga ini tidur berhimpitan, selain memang tempatnya yang sesak, ini untuk perlindungan dari pencuri. Tenda-tenda ini sebagian besar dihuni oleh tetangga mereka yang kini juga menjadi tunawisma dari lingkungan yang dikenal sebagai Marche Solomon, beberapa blok barat.
Kamis, di pagi yang cerah mereka memulai hari pada pukul 06.00 di alun-alun yang luas dihiasi dengan patung-patung pahlawan revolusi Haiti. Sejauh ini, alun-alun ini menjadi tempat yang terluas dan satu-satunya ruang terbuka yang dijejali penduduk di ibu kota.
Anak laki-laki Roselaine dari pernikahan sebelumnya, Michel Lafleur usia 22 tahun, muncul dari kardus tikar dan menyeberang jalan untuk membeli secangkir kopi selama 5 gourdes atau sekitar Rp 13 ribu. Jean juga suka minum, tetapi tidak ada uang untuk dua orang, jadi dia hanya membasuh wajah dan berdoa pagi.
Pemerintah Haiti mengatakan akan menampung 400 ribu yang selamat dari gempa bumi di sebuah kam sementara di luar kota. Kepala staf Presiden Rene Preval mengatakan kepada Associated Press bahwa pemerintah prihatin dengan kondisi sanitasi di ratusan tenda di Port-au-Prince sejak gempa, Selasa (12/1). Dokter telah memperingatkan kemungkinan wabah penyakit di antara ratusan ribu orang di tenda yang penuh sesak.
Fritz Longchamp mengatakan bus akan mulai memindahkan orang-orang dari ibu kota dalam seminggu sampai 10 hari, setelah penampungan baru siap. Pemerintah Haiti memperkirakan bahwa 200 ribu orang meninggal dalam gempa, 250 ribu luka-luka dan dua juta orang dari sembilan juta penduduk Haiti kehilangan tempat tinggal.
AP| REUTERS| NUR HARYANTO