TEMPO Interaktif, Jakarta -
Winna – Iran kemarin dilaporkan resmi menolak beberapa bagian penting draft kesepakatan Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang pengiriman sebagian besar hasil pengayaan uraniumnya ke luar negeri. Menurut seorang diplomat, penolakan tersebut disampaikan Iran ke Badan Energi Atom Internasional (IAEA).
Sebelumnya, selama sebulan pemerintah Iran mengkritik isi draft yang meminta negara Mullah itu mengirim uraniumnya ke luar negeri, yakni ke Rusia dan Perancis untuk diolah menjadi bahan bakar. Namun mereka tidak pernah menyampaikannya secara resmi.
Tentang penolakan itu, belum diketahui apakah disampaikan secara tertulis atau tidak. Sejauh ini, baik petugas di IAEA ataupun perwakilan Iran di organisasi itu, Ali Asghar Soltanieh, tidak memberikan komentar.
Proposal pertukaran uranium sebelumnya digulirkan oleh Amerika dan sekutunya karena khawatir Iran akan menggunakannya untuk mengembangkan senjata nuklir. Tapi tuduhan ini dibantah Iran. Mereka mengatakan program nuklir untuk kepentingan damai.
Adapun Cina yang sebelumnya menolak menjatuhkan sanksi baru kepada Iran, meminta agar lima negara berkuasa lainnya bersikap fleksibel dalam masalah kesepakatan program nuklir Iran. Cina juga meminta mereka melanjutkan dialog setelah gagal menjatuhkan sanksi baru.
“Kami selalu berada pada posisi menyelesaikan masalah ini secara damai, yakni dengan dialog dan negosiasi,” kata juru bicara kementerian luar negeri Cina Ma Zhaoxu.
BBC | XINHUA | RADIO LIBERTY | SUNARIAH