TEMPO Interaktif , Washington - Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan sekitar sepertiga dari bangunan di ibukota Haiti telah rusak atau hancur. Setidaknya dana yang dibutuhkan mencapai US$ 550 juta atau sekitar Rp 5 Triliun lebih untuk membantu tiga juta korban gempa bumi.
Sementara kepala kemanusiaan PBB John Holmes meluncurkan permintaan darurat untuk makanan, air, tempat tinggal dan kebutuhan pokok lainnya yang sangat dibutuhkan. Dia mengatakan akan segera merevisi anggaran ketika para pejabat PBB mendapatkan informasi yang lebih baik, dengan luasnya kerusakan dan jumlah korban.
Holmes mengatakan kepada wartawan bahwa sejauh ini sekitar US $ 360 juta telah dijanjikan untuk Haiti. Sedangkan Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional masing-masing menjanjikan US $ 100 juta yang kemungkinan akan digunakan untuk rekonstruksi jangka panjang.
Holmes mengatakan, dari foto-foto satelit menunjukkan bahwa setidaknya 30 persen bangunan di ibukota, Port-au-Prince, telah rusak atau hancur. Dan di beberapa daerah yang terkena dampak yang sangat parah, 50 persen atau lebih dari bangunan rusak.
Sementara Sekretaris-Jenderal Ban Ki-moon mengatakan, logistik sangat sulit dikirimkan karena upaya pertolongan terhambat oleh kurangnya transportasi kendaraan dan bahan bakar serta jalan-jalan yang diblokir.
"Tiga juta orang di wilayah ibukota tanpa akses ke makanan, air, tempat penampungan dan listrik," kata Ban. Dia mencatat bahwa upaya kemanusiaan sedang berjalan dengan baik "meskipun pasti lebih lambat dan lebih sulit dari yang kami harapkan."
Dia mengakui bahwa ada warga yang mulai frustasi, tapi upaya bantuan terus dilakukan dan PBB mengirim 3.000 tentara dan polisi PBB, yang berpatroli di jalan-jalan ibukota untuk menjamin hukum dan ketertiban.
Palang Merah Internasional mengatakan beberapa narapidana meninggal tetapi mayoritas sekitar 4.000 orang telah melarikan diri dan bebas berkeliaran di ibu kota.
AP| NUR HARYANTO