Warga di distrik Garmsir, Provinsi Helmand, Selasa kemarin menyebutkan, pasukan NATO mendatangi sebuah rumah yang dicurgai sebagai tempat Taliban berkumpul. Tak lama kemudian, mereka merusak puluhan Al Quran yang ada di dalam masjid. Kelakuan inilah yang menyulut kemarahan warga sehingga mereka turun ke jalan melakukan protes.
Haji Abdul Manan, salah seorang pemrotes mengatakan kepada kantor berita Jerman, DPA: "Mereka keluar rumah untuk memprotes perusakan itu dengan damai, namun pasukan Afganistan dan internasional menembaki kami." ujarnya.
"Akibat tembakan itu, lebih dari 20 orang terluka," tambahnya.
Habibullah Jan, menimpali "Kami punya bukti mereka telah merusak kitab suci Al Quran. Bukti itu bisa kami tunjukkan kepada pemerintah (Hamid Karzai) dan pasukan asing lainnya."
Akibat serangan berdarah itu, kata pejabat keamanan provinsi, enam orang tewas. Pihak keamanan akan melakukan invsetigasi, apakah korbannya adalah orang-orang sipil atau para pejuang Taliban.
NATO - memimpin Pasukan Keamanan Internsional (ISAF) menolak tuduhan para pemrotes. Mereka, dalihnya, hanya membantu pasukan keamanan Afganistan yang tergabung dalam pasukan koalisi untuk melakukan operasi di kawasan tersebut dan tidak pernah melakukan penembakan.
"Pasukan gabungan sangat menjaga moral untuk tidak memerangi warga sipil dalam setiap operasi," bantah ISAF.
Mayor Jenderal Michael Regner, juru bicara ISAF, mengatakan "Sebagai partner rakyat Afganistan, kami akan melakukan ivestigasi mendalam atas tragedi itu."
Oktober tahun lalu, ribuan orang memprotes pasukan AS karena merusak Al Quran di provinsi tengah, Wardak. Afganistan dan AS menolak tuduhan tersebut seraya mengatakan bahwa protes masyarakat merupakan bagian dari propaganda Taliban agar marah terhadap keberadaan pasuan gabungan internasional.
Di Afganistan, saat ini terdapat 110 ribu pasukan asing berikut 68 ribu serdadu AS. Keberadaan mereka sebagai bagian pasukan yang dipersiapkan bertempur melawan Taliban. Pada musim panas ini, AS akan mengirimkan 30 ribu pasukan tambahan.
ALJAZEERA | CHOIRUL