Massoud Mohammadi, profesor fisika di Universitas Teheran, ditemukan tewas di utara Teheran, Selasa. Menurut laporan media massa di Iran, ahli nuklir itu tewas akibat ledakan bom di rumahnya yang dilakukan oleh pengendara sepeda motor melalui remote control dari luar rumah Mohammadi.
Stasiun televisi negara, Press TV menyebutkan, "Ledakan terjadi dekat rumah Profesor di Qeyttariyeh, utara Teheran."
Mohammadi, 50 tahun, merupakan pendukung setia Revolusi Iran 1979. Namun dia bersama 240 sejawatnya mendeklarasikan sebagai pendukung pemimpin oposisi Mir Hossein Mousavi sebelum gagal dalam pemilihan presiden putaran kedua Juni tahun lalu.
Sementara itu, wartawan Al Jazeera Alireza Ronaghi melaporkan dari Teheran, Mohammadi memiliki andil dalam program nuklir Iran. "Pejabat yang tak mau disebutkan namanya mengatakan, Mohammadi punya andil banyak atas program nuklir Iran. Pembunuhan itu sangat erat kaitannya," ujarnya.
Dia menambahkan, pelaku di balik pembunuhan itu sampai sekarang belum jelas. "Ada seseorang dicurigai terkait program ini menjadi agen intelijen asing," tambahnya. "Iran mencoba melindungi para ahli nuklirnya sangat ketat, namun kadang-kadang sebuah peristiwa di luar kemampuan kami, seperti yang terjadi saat ini."
Bager Moin, penulis dan wartawan Iran yang tinggal di London, megatakan media massa telah menuduh agen Zionis berada di balik pembunuhan itu. Menteri luar negeri Israel tak memberikan komenter atas misteri kematian ahli nuklir Iran.
Pada 2007 lalu, televisi setempat melalaporkan ahli nuklir Iran Ardeshir Hosseinpour tewas karena gas beracun. Agen intelijen Israel, Mossad, dipercaya sebagai laku pembunuhan itu.
ALJAZEERA | AP | CHOIRUL