Dalam sebuah wawacara dengan majalah People, Barack Obama mengatakan, "Saat ini AS tak memiliki niat mengirimkan pasukan ke Yaman," ujarnya.
"Saya hanya punya niat kerjasama dengan dunia internasional untuk mengamankan warga Amerika Serikat di manapun berada," ujarnya dalam transkrip yang dilansir Ahad (10/1).
Sebelumnya ada catatan rahasia di Yaman menyebutkan, basis al-Qaida berada di jazirah Arab untuk tempat pelatihan dan meyimpan perlengkapan, termasuk menyiapkan pemuda Nigeria Umar Farouk Abdulmuttalab untuk meledakkan pesawat di Detroit, AS, pada perayaan Natal tahun lalu.
"Kami tahu, tahun ini al-Qaida menjadi masalah serius di Yaman. Untuk itu, kami bekerjasama dengan pemerintah Yaman memberantas teroris termasuk menghancurkan pusat-pusat latihan dan sel-selnya." jelas Presiden Obama.
Pernyataan Obama ini disampaikan menyusul adanya sinyalemen pemerintah Yaman siap bekerjasama dengan para pejuang al-Qaida. "Dialog adalah jalan terbaik, asalkan al-Qaida bersedia meletakkan senjata dan kembali ke hal-hal yang masuk akal," ujar Ali Abdullah Saleh, dalam wawancara dengan televisi Abu Dhabi, Sabtu (9/1). Dia melanjutkan, "Kami siap berunding dengan siapapun asal komit meninggalkan kekerasan dan terorisme."
Jenderal David Petraeus, Kepala Komando Pusat AS, menyebutkan AS telah menambah bantuan pengawasan keamanan di Yaman dari Rp 643 miliar menjadi Rp 1,4 triliun. AS juga meningkatkan bantuan latihan, intelijen, dan peralatan militer kepada pasukan keamanan Yaman untuk melawan kelompok yang berafiliasi kepada al-Qaida.
ALJAZEERA | CHOIRUL