"Berbagai krisis ekonomi dunia menyebabkan banyak negara mengalami pertumbuhan ekonomi negatif," kata Sarawathi Menon, pejabat United Nations Development Program, dalam jumpa pers penutupan konferensi yang dilaksanakan oleh lembaga donor UNDP, Bank Dunia, IMF dan ADB di Hanoi, Kamis (6/12).
Ancaman tak tercapainya target pengentasan kemiskinan akibat lenyapnya pertumbuhan ekonomi di kebanyakan negara berkembang ini menyebabkan para ekonom dunia mengkaji ulang strategi pengentasan kemiskinan yang ada. "Harus diakui selama ini mesin penggerak utama dalam upaya pengentasan kemiskinan adalah pertumbuhan ekonomi," kata Tamar Manuelyan Attinc, pakar program pengurangan kemiskinan Bank Dunia.
"Maka tantangannya sekarang adalah menetapkan strategi baru mengurangi kemiskinan di saat tak ada pertumbuhan ekonomi," ujarnya. Berdasarkan Pertemuan Tingkat Tinggi Millenium tahun 2000, yang diikuti perwakilan 191 negara, ditetapkan sasaran menjadikan tingkat kemiskinan dunia menjadi tinggal separuh keadaan awal tahun 2000 dalam tempo 15 tahun.
Para peserta konferensi berkesimpulan bahwa program pengentasan kemiskinan dapat tetap berjalan efektif dalam suasana pertumbuhan ekonomi dunia yang tidak mendukung jika dilakukan berbagai langkah strategis. "Peningkatan kinerja pemerintah adalah salah satu cara yang penting," kata Hafiz Pasha, Direktur UNDP untuk Asia Pasifik.
Hal ini dapat dicapai dengan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam perencanaan maupun pelaksanaan dan pengawasan berbagai program pengurangan kemiskinan. Selain itu peningkatan transparansi dan akuntabilitas dalam semua segi pemerintahan diyakini akan memperbaiki hasil program-program yang telah berjalan.
"Pengalaman Indonesia dalam program pemberian beasiswa menunjukkan hasilnya jauh membaik setelah perwakilan masyarakat diikut sertakan dalam kegiatan pengawasan dan evaluasi," kata Dr Djunaidi Hadisumarto, penasihat ahli Menteri Negara Perencanaan/Kepala Bappenas yang hadir di konferensi ini.
Oleh karena itu, ia memperkirakan lembaga donor dunia akan semakin menekankan pengikutsertaan perwakilan masyarakat dalam berbagai program pengentasan kemiskinan di masa depan. Konferensi tiga hari ini menghadirkan berbagai pakar dunia dan delegasi lima negara Asia Timur dan Pasifik penerima pinjaman lunak Bank Dunia (IDA) dan Timor Timur. (Bhm-Tempo News Room)