Gedung Putih, yang melansir kutipan ucapan Obama pada Selasa (5/1) itu, tidak menyebut siapa saja yang diomeli selama 90 menit itu. Tapi pagi harinya, juru bicara Gedung Putih Robert Gibbs mengatakan Direktur CIA Leon Panetta, Menteri Keamanan Dalam Negeri Janet Napolitano, dan Direktur Intelijen Nasional Dennis Blair akan bertemu Obama.
Obama mengomeli intelijen karena Umar Farouk Abdulmutallab, yang ternyata membawa bom, bisa masuk pesawat ke tujuan Amerika Serikat. Padahal intelijen sebelumnya beberapa petunjuk bahwa Abdulmutallab harus dicurigai. Apalagi ayah Abdulmutallab sudah datang ke kedutaan Amerika di Nigeria dan mencurigai anaknya akan melakukan serangan.
Komunitas intelijen Amerika, kata Obama, tidak menghubungkan beberapa titik kecurigaan ini sehingga Abdulmutallab. "Ini tidak bisa diterima dan saya tidak akan mentolelir," katanya.
Dalam pertemuan itu, Obama memperingatkan agar lembaga-lembaga itu tidak saling tuding dalam masalah ini. Mereka mesti melihat ke dalam organisasi sendiri, mempertanyakan mengapa gagal menghubungkan fakta-fakta itu.
Tindakan Abdulmutallab itu sendiri berhasil digagalkan karena keberanian para penumpang lain. Obama mengecam karena bukan pihak intelijen yang menggagalkannya. "Ini berhasil dicegah oleh orang-orang yang berani, bukan karena sistemnya berjalan," katanya. "Ini tidak bisa diterima."
Obama tidak mengatakan apakah akan ada yang dipecat gara-gara kasus ini. Sebelumnya Gedung Putih menyatakan Obama masih percaya pada tiga pejabat intelijen utama y akni Blair, Panetta, dan Napolitano.
AP/NURKHOIRI