Al-Balawi pekan lalu meledakkan diri di rumah persembunyian CIA di Khost, Afganistan, dekat perbatasan Pakistan. Ledakan itu menewaskan tujuh perwira CIA, yang berkumpul karena al-Balawi menjanjikan memberi informasi muktahir para bos al-Qaidah.
Al-Balawi sendiri sejak awal memang dicurigai terlibat al-Qaidah tapi intelijen Yordania percaya ia sudah berubah haluan. Ia sudah pindah kiblat dari membela al-Qaidah menjadi memusuhinya.
Al-Balawi lahir 32 tahun silam di Kuwait. Keluarganya sendiri berasal dari satu suku Bedouin di Tabuk, Arab Saudi. Begitu lahir, ia tinggal di Irak sampai 1990 setelah perang Kuwait pecah. Ia dan keluarganya pindah ke Yordania.
Di Yordania, al-Balawi menyelesaikan sekolah menengah dan melanjutkan kuliah kedokteran di Turki. Selesai kuliah, ia menjadi dokter di kamp pengungsi Palestina Zarqa, di Yordania. Di kamp pengungsi ini pemimpin al-Qaidah di Irak, Abu Musab al-Zarqawi, berasal.
Sejak awal, al-Balawi membenci Israel dan Amerika. Ia sering menulis di Internet bahwa ia ingin mati dalam perang suci.
Tulisan provokatif ini membuatnya ditangkap intelijen Yordania pada Maret silam. Saat itu al-Balawi baru saja mendaftar menjadi anggota tim medis ke Jalur Gaza, bergabung rumah sakit lapangan Yordania, sesaat sebelum ofensif Israel ke wilayah Palestina tersebut.
Selama tiga hari, ia dipenjara. Intelijen Yordania kemudian percaya sudah berhasil mengubah ideologi dokter ini. Yang jelas, ia kemudian diam-diam pergi ke Afganistan sebagai mata-mata Yordania.
Di Afganistan, al-Balawi menunjukkan kepiawaian sebagai mata-mata Yordania dalam tubuh al-Qaidah yang andal. Ia membantu Yordania menggagalkan rencana al-Qaidah menyerang negara Arab itu.
Setelah yakin al-Balawi mata-mata dalam al-Qaidah yang andal, intelijen Yordania menawari CIA untuk menggunakan jasa dokter lulusan Turki. Tujuannya menangkap atau membunuh Ayman al-Zawahri, tangan kanan Usamah bin Ladin.
Kepada CIA, al-Balawi memasok dengan informasi-informasi intelijen kelas satu sehingga kredibilitasnya naik. Sejumlah informasi ini bahkan memungkinkan Amerika meluncurkan roket dengan pesawat tak berawak yang menewaskan sejumlah pemimpin al-Qaidah.
Kredibilitas itu membuat al-Balawi tidak diperiksa saat ia masuk ke markas CIA di Khost pada 30 Desember silam. Sesaat setelah ia memulai memberi informasi, tangannya meledakkan bom yang ada di tubuhnya. Ia tewas. Begitu pula dengan tujuh perwira CIA dan seorang perwira intelijen Yordania.
AP/NURKHOIRI