Kantor Keamanan Transportasi AS mengatakan, siapapun yang akan terbang ke AS terutama dari Nigeria, Yaman, Pakistan, Kuba, Iran, Sudan, dan Syria harus melalui pemeriksaan ekstra meskipun hal tersebut menjengkelkan penumpang.
"Pemeriksaan ini seperti di alam baka, di luar akal sehat saya," ujar Nadim Umar, 40 tahun, seorang saudagar Pakistan yang mengalami pemeriksaan ketat ketika tiba di New York, Juni lalu.
Baca Juga:
Juru bicara Maskapai Internasional Pakistan mengatakan, mulai Senin ini seluruh perusahaan mulai menerapkan standar pengamanan baru per 1 Januari, khususnya penumpang jurusan Amerika Serikat.
Sultan Hasan menjelaskan, penumpang akan diperiksa ketat termasuk seluruh tubuh di area keberangkatan dan kedatangan. Untuk keperluan itu Maskapai memasang iklan di sejumlah koran yang berisi pemberitahuan kepada calon penumpang soal pengetatan keamanan.
"Penumpang menjadi subyek pemeriksaan sebagaimana permintaan pihak berwenang di AS. Penumpanag tidak boleh membawa benda cair ke dalam kabin pesawat," jelas Hasan.
Permintaan AS ini menyusul peristiwa pada Natal tahun lalu. Saat itu pemuda asal Nigeria Umar Faroukh Abdulmutallab, 28 tahun, mencoba meledakaan pesawat yang sedang melakukan penerbangan dari Amsterdam ke Detroit.
Abdulmutallab mengatakan kepada tim pemeriksa AS, dia menerima pelatihan dan perintah dari al-Qaida yang beroperasi di Yaman. Perbatasan Pakistan dan Afghanistan merupakan daerah pertempuran antara pasukan AS melawan Taliban dan al-Qaida.
AP | CHOIRUL