TEMPO Interaktif, Rio de Janeiro - Sedikitnya 19 orang tewas dan 10 orang lainnya luka-luka akibat tanah longsor yang terjadi di pulau resor Brasil.
Pejabat setempat, Sabtu (2/1) mengatakan, tanah berupa lumpur yang menerjang setidaknya menghancurkan tiga rumah dan sebuah pondok Ilha Grande, Angra dos Reis, dekat Rio de Janeiro.
Sekitar 50 orang kini telah tewas dalam serangkaian bencana tanah longsor di sekitar Kota Rio de Janeiro dalam dua hari terakhir.
Komandan Pemadam Kebakaran, Pedro Machado, mengatakan, para korban yang didominasi wisatawan lokal itu ditemukan dalam kamar masing-masing tertimbun lumpur seusai perayaan pergantian tahun.
Machado menambahkan, sekitar 50 orang selamat. Polisi dan Angkatan Laut dikerahkan untuk mencari korban selamat. "Berdasarkan keterangan dari tetangga yang selamat, jumlah korban bisa mencapai 40," katanya kepada radio Brasil CBN.
Para pejabat mengatakan, sebagian besar dari mayat yang ditemukan sejauh ini ditemukan di daratan dan sebanyak tiga korban telah ditarik dari laut.
Deputi Gubernur Negara Bagian Rio, Luiz Fernando Pezao, berkata, "Ini adalah kejadian menakutkan, gunung batu dan pohon menghantam rentetan rumah."
Pada resor penginapan Pondok Sankay yang hanya dapat dicapai dengan perahu itu terdapat sekitar 40 tamu yang menginap tempat itu. Tempat tersebut dijadikan sebagai lokasi ideal untuk merayakan pergantian tahun.
Seorang juru bicara pertahanan sipil menjelaskan, hujan lebat yang belakangan terjadi diramalkan akan membuat tim penyelamat bekerja lebih maksimal lagi.
"Regu penyelamat mengatakan kepada kami ada begitu banyak lumpur dan air, ditambah dengan kenyataan bahwa lokasi itu sulit dijangkau, memaksa mereka melakukan proses evakuasi tanpa alat-alat berat," jelasnya.
Meskipun hujan lebat telah surut, pihak berwenang mengatakan, Kota Rio de Janeiro dalam keadaan waspada karena ditakutkan tanah longsor kembali menerjang lereng bukit yang dipadati penduduk.
Sebelumnya, tanah longsor di Angra dos Reis menewaskan tujuh orang pada hari Jumat kemarin. Atas bencana ini, pejabat setempat menyatakan hari berkabung selama tiga hari.
BBC | APRIARTO MUKTIADI