Serangan di kota Lakki Marwat tampaknya merupakan pembalasan terhadap penduduk yang membentuk milisi untuk mengusir militan dari daerah dan pertemuan anti-pemimpin Taliban ditahan di dekatnya mungkin telah menjadi sasaran yang sebenarnya, kata polisi.
Ledakan ini makin memperjelas kesulitan Pakistan untuk menghentikan aksi militan yang menjangkau jauh melebihi suku Pakistan yang menyerang warga sipil maupun aparat keamanan.
Serangan itu tidak jauh dari Waziristan Selatan, di mana tentara melancarkan serangan terhadap Taliban Pakistan. Operasi itu jelas telah memicu serangan balasan yang telah menewaskan lebih dari 500 orang sejak Oktober.
Tidak ada kelompok mengaku bertanggungjawab atas ledakan hari Jumat, tetapi itu tidak lazim ketika sejumlah besar warga sipil tewas.
"Para lokalitas telah menjadi pusat militan. Warga setempat mendirikan milisi dan mengusir para militan dari daerah ini. Serangan ini tampaknya reaksi terhadap pengusiran mereka," kepala polisi setempat Ayub Khan kepada wartawan.
Khan mengatakan pertemuan anti-Taliban dan tetua suku lokal di sebuah masjid dekat ke lapangan tempat turnamen itu diadakan adalah sasaran sebenarnya dari serangan, tapi sopir gagal untuk mencapainya.
Pembom memuat sekitar 550 pon (250 kilogram) bahan peledak intensitas tinggi di mobilnya dan meledakkannya di lingkungan padat, kata Khan.
Dia mengatakan 75 orang telah dinyatakan meninggal. Sebanyak 60 orang lainnya terluka dan tengah menjalani pengobatan, dan 13 di antaranya dalam kondisi kritis. Polisi Shah mengatakan delapan anak, enam tentara paramiliter, dan dua polisi termasuk di antara yang tewas.
Pejabat polisi lain, Habib Khan, mengatakan sekitar 300 orang berada di lapangan ketika insiden terjadi. "Kami memiliki keamanan di sana. Kami menyiapkannya untuk pengamanan pertemuan, dan turnamen," kata Ayub Khan.
Menteri Informasi Daerah Mian Iftikhar Hussain menegaskan tekad pemerintah untuk menargetkan militan di mana pun berada, dengan mengatakan "kita harus lebih ofensif untuk melawan mereka."
Serangan itu yang paling mematikan sejak sebuah bom mobil menewaskan 112 orang di sebuah pasar yang ramai di Peshawar pada 28 Oktober lalu.
AP | YAHOO.COM | HAYATI MAULANA NUR