TEMPO Interaktif, Denhag - Belanda dan Nigeria akan melengkapi bandaranya dengan alat pemindai seluruh tubuh setelah kasus percobaan peledakan pesawat Amerika Serikat. Tersangka utamanya adalah pemuda Nigeria berusia 23 tahun.
Bandara Schiphol Amsterdam akan mulai menggunakan scanner – yang bisa melihat apa yang ada dibalik pakaian - dalam waktu tiga minggu ini alat akan siap untuk memeriksa orang yang bepergian ke Amerika Serikat, setelah konsultasi dengan pihak berwenang Amerika.
Sementara di Nigeria juga akan melengkapi bandara internasionalnya dengan alat yang sama di Tahun Baru, kata seorang pejabat penerbangan.
Sebelumnya, percobaan peledakan di atas pesawat terjadi di Detroit Amerika setelah mendorong kongres untuk penggunaan alat pemindai tubuh yang lebih besar dan mampu mendeteksi benda-benda non-logam seperti bahan peledak diselundupkan naik.
Kejadian ini bahkan membuat berang Presiden Amerika Serikat Barack Obama saat masih liburan di Hawai. Dia menyalahkan kombinasi dari "manusia dan kegagalan sistemik" mengenai keamanan yang membiarkan merusak Hari Natal. Serangan terhadap pesawat Amerika Serikat, menjadi ujian besar pertama dalam keamanan tanah air bagi Obama.
Percobaan peledakan pesawat jelas mengganggu liburan sang presiden di Hawaii di hari kedua. Obama mencantumkan beberapa titik di mana bendera merah seharusnya dinaikkan untuk mencegah militan Islam muda dari penyelundupan bahan peledak ke pesawat ke Amerika Serikat.
Hal ini terjadi saat, Umar Farouk Abdulmutallab, mahasiswa Inggris berusia 23 tahun asal Nigeria, didakwa mencoba untuk menyalakan bahan peledak di Northwest Flight 253 dari Amsterdam saat mendekati Detroit pada tanggal 25 Desember.
"Ketika pemerintah kita memiliki informasi tentang ekstremis yang diketahui dan informasi yang tidak dibagi dan ditindaklanjuti sebagaimana seharusnya ... kegagalan sistemik telah terjadi dan aku yakin bahwa hal ini sama sekali tidak bisa diterima," kata Obama di pangkalan Korps Marinir di dekat libur rumah.
Kita perlu belajar dari episode ini dan bertindak cepat untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam sistem kami karena kami yang dipertaruhkan keamanan dan kehidupan dipertaruhkan," kata Obama.
REUTERS| NUR HARYANTO