TEMPO Interaktif, Korban tewas akibat akibat bentrokan antara pasukan keamanan Nigeria dengan kelompok Islam Kala Kalo di Bauchi, Senin (28/12) lalu, sebagian besar anak-anak. Demikian keterangan yang diperoleh BBC.
Adamu Abubakar, wakil dari negara bagian utara Nigeria menyatakan kepada BBC bahwa 39 orang korban kerusuhan tersebut, 60 persen adalah anak-anak berusia antara sembilan hingga 15 tahun. Anak-anak itu, jelasnya, umumnya berasal dari luar Bauchi yang sedang belajar bahasa Arab dan Quran kepada kiai setempat.
Abubakar menambahkan, dari 39 korban tersebut, 16 orang telah dievakuasi ke rumah sakit salah seorang di antaranya berusia tujuh tahun yang tewas Selasa (29/12) kemarin.
"Korban tewas akibat ditembak, namun sebagian besar karena diserang pakai golok dan pisau," ujarnya.
Namun juru bicara pemerintahan Bauchi, Alhaji Sanusi Muhammad, mengatakan bahwa 32 orang tewas korban akibat kekerasan tersebut adalah orang-orang dewasa dari anggota Kala Kato yang diserang petugas keamanan. Sementara itu, menurut pejabat lainnya menyebutkan, mereka tewas akibat ditabrak kendaraan atau terinjak-injak kerumunan orang.
"Anak-anak yang tewas itu akibat tertabrak mobil. Mereka lari berhamburan ketika kerusuhan terjadi," ujar Sanusi. Yang jelas, katanya, tak mungkin petugas keamanan menggunakan golok.
Menurut Palang Merah Nigeria, munculnya banyak korban tersebut bermula dari ceramah akbar yang diadakan oleh organisasi Islam Kala Kato di lapangan terbuka, Senin (28/12). Dalam ceramahnya, organisasi ini mengancam akan membunuh penduduk lokal bila tidak bergabung dengan Kala Kalo atau segera hengkang dari kawasan tersebut. Tak lama kemudian, pecah kerusuhan antara petugas keamanan dan kelompok Kala Kalo.
BBC | CA